Ragam

Komisi III Harap Penertiban PKL di Mardika Humanis

ZonaInfo.id, Ambon – Ketua Komisi III DPRD Kota Ambon, Jhony Wattimena berharap petugas Satpol PP dalam menertibkan PKL di Pasar Mardika menggunakan pendekatan humanis.

“Dengan dilakukan dengan pendekatan humanis tentunya pedagang akan sadar dan mendukung proses revitalisasi Pasar Mardika,” kata Wattimena kepada wartawan, Senin (17/1/2022) di Baileo Rakyat Belakang Soya.

Ia mengakui, penertiban harus dilakukan untuk memperlancar pekerjaan revitalisasi Pasar Mardika. Namun diharapkan menggunakan pendekatan humanis.

Sementara Wakil Ketua Komisi II Hary Far-Far meminta Satpol PP untuk menertibkan pedagang yang kembali berjualan usai pembongkaran lapak.

“Tentunya sampai hari ini proses pembangunan lapak yang sudah dibangun kembali harus direspon cepat melalui Dinas Indag dan Satpol PP,” kata Harry Putra Far Far.

Menurutnya, revitalisasi pasar Mardika ditargetkan hanya satu tahun sudah harus selesai, sehingga keberadaan pedagang tidak boleh menghambat pekerjaan tersebut.

“Otomatis jika pedagang masih saja berjualan usai pembongkaran lapak maka akan menghambat proses revitalisasi,” ujarnya.

Far-Far berharap para pedagang juga mendukung proses revitalisasi pasar Mardika, sehingga selesai tepat waktu.

Sebelumnya, Wali Kota Ambon, Richard Louhenapessy meninjau penertiban pedagang di Pasar Mardika, Selasa (11/1/2022).

Penetiban dilakukan oleh Pemerintah Kota Ambon sejak 5 Januari lalu untuk mempersiapkan area masuk bagi alat berat dalam rangka groundbreaking dan peletakan batu pertama revitalisasi Pasar Mardika.

Louhenapessy menjelaskan, proses itu merupakan tindak lanjut dari kontrak pekerjaan pembangunan Pasar Mardika yang ditandatangani oleh kontraktor dan Kementerian PUPR melalui Balai Prasarana Pemukiman Wilayah Maluku, 30 Desember 2021 lalu.

“Dalam waktu dekat ini akan dilaksanakan groundbreaking dan peletakan batu pertama pembangunan pasar, dan salah satu persyaratannya adalah mobilitas untuk kendaraan alat berat. Oleh sebab itu kita tertiban lapak para pedagang,” kata Louhenapessy saat meninjau kondisi Pasar Mardika.

Menurutnya, pengoperasian alat berat berupa crane dan excavator, membutuhkan space jalan masuk yang cukup luas, supaya tidak membahayakan. Karenanya, mau tidak mau lapak pedagang harus ditertibkan dan direlokasi.

“Crane itu jika berputar, area di bawah harus bebas, kalau tidak nanti jadi masalah dan membahayakan orang yang ada di bawahnya,” jelasnya.

Louhenapessy mengaku dirinya turut merasakan apa yang dirasakan oleh para pedagang, akibat dari penertiban dan relokasi itu. Namun ia berharap para pedagang dapat memahami situasi yang harus dihadapi. Jika kota ini ingin mendapatkan pasar tradisional yang modern dan representatif.

“Saya pahami betul apa yang dirasakan oleh pedagang, hanya saya mau katakan kita harus berkorban untuk mendapatkan sesuatu yang baik. Oleh sebab itu, mari kita berkorban sedikit, untuk mendapatkan pasar yang representatif,” ujarnya.

Ia mengajak seluruh masyarakat untuk mendukung revitalisasi Pasar Mardika dengan penuh syukur, karena Pasar Mardika menjadi satu-satunya pasar yang disetujui pemerintah pusat untuk direvitalisasi dengan anggaran yang besar. (ZI-15)