ZonaInfo.id, Ambon – Sebanyak 13 orang mengikuti seleksi terbuka Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama di Kota Ambon.
Belasan peserta yang mengikuti seleksi itu masing-masing, 6 orang untuk jabatan Sekretaris Kota (Sekot) Ambon, 3 untuk Kepala Dinas Pendidikan Kota Ambon, dan 4 peserta untuk Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Persampahan Kota Ambon.
Wali Kota Ambon Richard Louhenapessy dalam sambutannya mengatakan, ada dua hal utama yang harus dikuasai oleh Sekot, yakni Teknologi Informasi (IT) dan semangat keberlanjutan (suistainable) dalam pembangunan.
Salah satu tantangan serius yang dihadapi oleh Sekot Ambon kedepan adalah kemajuan teknologi dan kebutuhan pelayanan publik yang signifikan.
“Kita diperhadapkan sebuah realita kemajuan masyarakat dan kebutuhan pelayanan publik yang singnifikan dimana yang pertama terkait dengan Teknologi Informasi (IT) dan yang kedua karena Ambon ini telah menjadi salah satu kota cerdas atau smart city,” kata Wali Kota saat membuka seleksi terbuka Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama Sekot Ambon, Kepala Dinas Pendidikan, serta Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Persampahan, Senin (18/10/2021) di Amaris Hotel Ambon.
Wali Kota mengungkapkan, Pemerintah Kota Ambon membutuhkan pemimpin yang mampu beradaptasi dengan situasi dan kondisi kemajuan teknologi, apalagi Ambon merupakan salah satu smart city di Indonesia.
“Saya tidak dapat membayangkan kalau Sekot nantinya tidak menguasai IT,” tukasnya.
Menurutnya, Sekot adalah jabatan teknis, sehingga seorang Sekot harus menguasai IT, dan mampu mengoperasikan program secara langsung.
“Kalau Wali Kota tidak kuasai IT tidak apa-apa, karena Wali Kota adalah jabatan politis. Ia bisa memerintahkan operator untuk laksanakan, tetapi tidak demikian halnya dengan Sekot yang merupakan jabatan teknis,“ paparnya.
Selain penguasaan IT, seorang Sekot, kata Wali Kota, harus memahami semangat sustainable, atau keberlanjutan dari pembangunan yang telah dirintis dan dilaksanakan bersama selama 10 tahun terakhir.
“Semangat keberlanjutan itu harus mewarnai seluruh implementasi kepemimpinan. RPJMP 20 tahun 2006-2026 harus dipahami betul, karena kita membangun Ambon ini ibarat membangun sebuah rumah,” jelasnya.
Wali Kota mengatakan, dalam membangun rumah yang pertama kali dilakukan adalah mendirikan pondasi, selanjutnya mendirikan tembok dan menutup atap rumah. Dalam fase ini, rumah sudah layak ditinggali namun belum menjadi rumah yang ideal bagi penghuni.
“Oleh sebab itu semangat pembangunan ini harus dilanjutkan, jangan sampai belum menjadi rumah yang ideal, sudah mulai bongkar dan renovasi, maka Ambon tidak akan pernah maju,” ujar Wali Kota.
Diyakini Wali Kota, keenam peserta seleksi Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama Sekot, memiliki semua kriteria ideal yang diharapkan sebagai pemimpin birokrasi Pemkot Ambon.
“Siapapun yang terpilih sebagai Sekot nanti, pastinya telah lolos dan memenuhi asas kepantasan dan kepatutan. Kita ingin sosok Sekot yang handal, kredibel, akuntabel, dan bertanggung jawab, itu sebabnya dibuka secara umum untuk dilamari siapa saja yang memenuhi persyaratan,” tandasnya. (ZI-17)