ZonaInfo.id, Namlea – Mahasiswa semester 3 Fakultas Ekonomi Universitas Iqra Buru (Fekon Uniqbu), Ansar Buton dipukul saat mendemo Kepala Desa Ubung, Kecamatan Liliyali di DPRD Buru, Senin (11/10/2021) siang.
Ansar Buton yang ditemani rekan-rekannya kemudian mendatangi Mapolres Pulau Buru, untuk melaporkan pemukulan tersebut.
Kepada polisi, Ansar mengaku diserang oleh dua orang yang datang ke DPRD Buru menggunakan mobil Toyota Hilux hitam tanpa berplat nomor.
Salah satu dari dua penyerang itu sempat mendaratkan tiga pukulan ke Ansar di bagian belakang.
Ia mengaku kenal dengan dua penyerang dan telah memberikan nama mereka kepada pihak yang berwajib.
Kasus pemukulan terhadap Ansar Buton itu berawal dari demo di hadapan Ketua DPRD Buru, M Rum Soplestuny dan dan sejumlah wakil rakyat yang berlangsung di depan pintu masuk gedung DPRD.
Para pendemo yang datang membawa bendera LSM Parlemen Jalanan menyoroti dua hal, yakni pemotongan intensif dana Covid-19 sebesar 20 persen bagi 110 tenaga kesehatan oleh Kepala Puskesmas Namlea dan tindakan diskriminasi oleh oknum Kepala Desa Ubung, Fahri Umagapy terhadap warganya.
Di hadapan ketua DPRD dan sejumlah wakil rakyat, salah satu pendemo, Nasrun Buton membeberkan tindakan tidak terpuji Fahri Umagapy yang diduga berlaku diskriminatif terhadap sebagian warganya. Nasrun Buton mengaku kalau ia termasuk yang turut menjadi korbannya.
Konon Fahri tidak mau menandatangani surat keterangan yang sangat Nasrun Buton butuhkan sebagai mahasiswa dari keluarga miskin agar bisa mendapat beasiswa.
Usai mendengar dua tuntutan itu, Ketua DPRD dengan bijaksana mengaku kalau para wakil rakyat baru tahu ada kejadian seperti itu, sehingga ia meminta parlemen jalanan agar membuat tuntutan tertulis dan dimasukan hari itu juga supaya dewan segera bersikap.
Rum menjanjikan dalam minggu ini akan meminta Komisi III memanggil Kepala Puskesmas dan Komisi I akan memanggil Fahri Umagapy guna mengklarifikasi masalah tersebut.
Terhadap dugaan diskriminasi yang menimpa Nasrun Buton, dijanjikan saat memanggil Fahri, maka mahasiswa yang bersangkutan bersama parlemen jalanan juga akan dihadirkan untuk dimediasi.
Namun tiba-tiba saja terjadi keributan setelah ada beberapa orang yang datang dan langsung menyerang Nasrun Buton. Keributan tidak berlangsung lama, karena ada yang berusaha melerai.
Usai itu, massa pendemo terlihat emosional dan sempat menyampaikan tuntutan yang kurang masuk di akal dengan meminta Ketua DPRD dan para wakil rakyat melapor ke polisi dengan alasan kejadian pemukulan terjadi di depan para wakil rakyat.
Menanggapi tuntutan yang tidak masuk akal itu, Rum Suplestuny bersama dua rekannya Djalil Mukaddar dan Iksan Tinggapy, dengan bijak menyarankan para pendemo supaya membawa Nasrun Buton ke Polres untuk menyampaikan laporan dan agar korban segera diambil visum.
Sebagai wakil rakyat, ketiganya yang tidak disangka-sangka ikut menyaksikan peristiwa pemukulan itu, menyatakan siap bersaksi kalau nanti keterangan dari mereka dibutuhkan oleh pihak kepolisian.
Rum dan rekan-rekan di DPRD menyesalkan kejadian tersebut dan mengutuk keras aksi penyerangan itu.
Buntut dari peristiwa itu, sejumlah anggota dewan lainnya menunjukan rasa sesal dan meminta agar bupati segera mencopot Fahri dari jabatan Plt Kepala Desa Ubung. (ZI-18)