ZonaInfo.id, Namlea – Ketua DPD Partai Nasdem Kabupaten Buru, Muhammad Daniel Rigan menempatkan adat Buru di barisan terdepan dengan menonjolkan adat daerah itu pada setiap kegiatan.
“Hari ini saya tampil agak berbeda, pakai jas, tapi saya juga pakai lestari,” kata Muhammad Daniel Rigan (MDR) saat membuka panggung hiburan rakyat yang dikemas dengan final lomba goyang MDR dan tarian cakalele serta Sawat Buru di Pantai Pasir Putih, Desa Jikumerasa, Kecamatan Liliyali, Kabupaten Buru, Minggu (27/2/2022).
Di hadapan seribuan pengunjung yang hadir di Pantai Pasir Putih, putera kelahiran Jikumerasa ini menegaskan, kalau ia memakai lestari bukanlah hal yang asing. “Karena saya bukan pendatang di tempat ini. Jadi saya juga halal pakai ini. Kalau mau cerita, saya juga anak adat jadi tidak haram saya pakai ini (lestari,red),” terangnya.
Yang paling penting, lanjut MDR, bahwa lestari bukan saja melambangkan anak adat, tetapi lebih dari itu, hati kita ini yang lebih penting, harus betul-betul memperhatikan adat istiadat kita.
“Kalau mau pakai 10 lestari juga, tapi kalau hatimu tidak pernah mencintai adatmu, maka kamu juga belum bisa disebut sebagai seorang anak adat yang baik. Sehingga saya MDR lagi berusaha menempatkan adat di barisan terdepan,” sambung MDR.
MDR lalu bercerita, lagi membangun hubungan dengan Bali lewat Distributor produk perusahannya di Bali, DR Merissa. Dia ketua Budayawan di Bali, dan suaminya dosen di Universitas Barmadewa.
MDR juga sudah ke Bali bertemu dan berbicara dengan Rektor Universitas Barmadewa. Ia minta izin dalam tahun 2022 ini, mau mengirim orang-orang adat dari Pulau Buru ke Bali. Akan dipilih tokoh-tokoh adat dari Pulau Buru yang bisa berkomunikasi. Mereka akan datang ke Bali untuk belajar, supaya mereka bisa diberi pandangan kenapa sih orang Bali maju adatnya.
“Nah ini saya mau ajak nanti ke sana. Jadi saya akan pilih tokoh-tokoh adat terbaik yang masih energik, yang mau berpikir untuk kita membangun adat,” imbuh MDR.
Suami Bella Sofie ini akan membiayai para tokoh adat Buru ini pergi ke Bali. Ia mengharapkan, nantinya akan ada pertukaran informasi dengan tokoh-tokoh adat di Bali, supaya setelah pulang ke Buru, bisa buat juga destinasi wisata di tanah bupolo.
MDR juga menyentil telah memulai percontohan penanaman pohon apel di perkampungan adat di Danau Rana. “Saya kirim tanama apel ke sana dan alhamdulillah bibitnya semua tumbuh dengan sehat,” ujar MDR.
Kalau tanaman itu sehat, bulan depan MDR akan kirim lagi 200 pohon. Kalau sehat lagi, bulan berikut 200 pohon.
“Kalau sudah seribu pohon, kita mulai bikin vila-vila kecil supaya orang bisa ke sana dan kebun masyarakat ini menjadi agrowisata,” kata MDR.
Kalau sudah ada agrowisata di sana, maka akan ada destinasi wisata di pantai dan destinasi wisata di Danau Rana. Dari situ bisa diajukan untuk APBN supaya jalan bisa bagus. Kenapa? Alasannya jelas di atas ada agrowisata.
MDR lagi bekerja dengan dana pribadi secara perlahan-lahan dan optimis di tahun 2023 nanti sudah ada progres untuk ia laporkan kepada masyarakat Buru bahwa MDR telah membangun di Danau Rana yang sedang dipersiapkan untuk agrowisata.
“Doakan kami supaya adat istiadat ini juga berjalan dengan baik,” tutup MDR. (ZI-18)