Ragam

Air Laut Tiba-tiba Pasang Surut, Warga Passo Panik

ZonaInfo.id, Ambon – Warga pesisir pantai RT 19/RW 04 Desa Passo, Kecamatan Baguala, Kota Ambon panik, karena tiba-tiba terjadi pasang surut air laut sekitar pukul 19.00 WIT.

Warga pun berhamburan keluar rumah untuk mengecek kondisi air laut tersebut. Sejumlah warga juga membawa senter agar mempermudah melihat kondisi air laut.

“Waktu terjadi pasang surut air laut hantaman ombak tidak kuat, ini kan aneh. Kalau air laut naik pasti bunyi deburan ombak didengar kuat, namun ini tidak,” kata ibu Yeti, warga Passo kepada ZonaInfo.id di Pantai Passo, Sabtu (15/1/2022) malam.

Menurutnya, warga awalnya melihat air laut mengalami surut pada sore hari. Namun tidak berapa lama mengalami pasang dengan cepat.

“Sekitar jam 7 malam air laut pasang, dan juga tidak memerlukan waktu yang lama air laut surut, sontak semua warga keluar berhamburan ke lokasi pinggiran pantai,” katanya.

Warga Passo lainnya, Lambertus Wattimury mengungkapkan, saat terjadi pasang surut air laut dan disusul dengan angin yang cukup kencang  menambah kepanikan warga Passo pantai.

“Ombak yang tidak terlalu kuat dan angin yang kencang membuat kepanikan semakin bertambah,” ujarnya.

Sementara itu, Prakirawan BMKG Ambon Steven Kakiailatu yang dikonfirmasi menjelaskan, ketinggian air pasang terjadi pada malam hari dengan tinggi maksimum mencapai 2 meter dari tinggi normalnya. Penyebabnya, bulan purnama yang terjadi tanggal 15 Januari, hingga puncaknya pada 17 Januari.

“Ditambah lagi dengan kecepatan angin dari arah barat, dan masuknya ke dalam teluk sehingga berpengaruh terhadap tinggi permukaan air laut, karena adanya kecepatan angin yang cukup konstan,” terangnya.

Dari pantauan BMKG pada alat pengukur kecepatan angin, menunjukkan kecepatan angin lebih dari 30 kilometer per jam.

“Kalau satu kondisi saja mungkin pengaruhnya kecil, namun ada faktor-faktor yang lain yang turut berpengaruh terhadap pasang surut air laut tersebut misalnya bulan purnama, ketinggian pasang maksimum, angin kencang di dalam teluk bahkan jika ada pertumbuhan awan cirrus maka akan berpengaruh terhadap pasang surut air laut,” jelas Steven.

Lanjutnya, BMKG memperkirakan kondisi itu akan terjadi selama seminggu kedepan. Di Banda juga terjadi seperti ini. “Ada laporan dari masyarakat umum di Banda juga seperti ini ,” ujarnya.

Steven juga menambahkan, dari hasil analisis BMKG, pada 18 hingga 20 Januari akan terjadi peningkatan kecepatan angin dan tinggi gelombang.

Ia berharap masyarakat dapat mengantisipasi kondisi seperti ini dengan tidak panik dan mencari informasi yang valid dari BMKG. (ZI-15)