Lintas Daerah

Jumat, Penjabat Bupati Buru Kumpul Pengusaha Tambang Emas Ilegal

ZonaInfo.id, Namlea – Penjabat Bupati Buru, Djalaluddin Salampessy mengundang para pengusaha tambang emas ilegal di Gunung Botak dan Gogorea.

Keterangan yang berhasil dihimpun awak media Kamis malam menyebutkan, para pengusaha tambang ilegal di Gunung Botak ini diundang untuk rapat dengan Penjabat Bupati Buru.

Surat undangan untuk rapat itu baru dilayangkan kepada para pengusaha tambang ini pada hari Kamis sore, tanggal 30 Juni 2022.

Dalam surat yang diteken Asisten II yang membidangi Ekonomi dan Pembangunan, Abas Pelu atas nama penjabat bupati Buru ini hanya disebut para pengusaha ini diundang untuk rapat bersama Penjabat Bupati Buru pada hari Jumat (1/7/2022), pukul 16.00 WIT di ruang rapat utama Kantor Bupati.

Disebutkan rapat itu terkait usaha tambang emas di Gunung Botak dan Gogorea dan para pengusaha ilegal ini diminta supaya menghadiri rapat dimaksud.

Sebagaimana pernah diberitakan, Penjabat Bupati Buru, Djalaluddin Salampessy mengakui, eksploitasi emas oleh para pelaku Penambangan Tanpa Izin (PETI) di Gunung Botak yang tidak terkendali akan berdampak terhadap kerusakan lingkungan  cukup parah pada 10-15 tahun mendatang.

Memberikan sambutan sekaligus membuka Rakerda DPC Ikatan Alumni Universitas Pattimura (Ikapati) Kabupaten Buru, di Aula Kantor Bupati, Kamis (23/6/2022), Djalaluddin Salampessy  mengatakan, kalau  beberapa tahun terakhir ini isu hangat yang kemudian menjadi perhatian regional maupun internasional terkait dengan lingkungan di Gunung Botak, kini kian memprihatinkan. “Sangat memprihatinkan,”tandas Salampessy .

Kondisi yang sangat memprihatinkan di Gunung Botak itu telah dilaporkan kepada Gubernur Maluku, Murad Ismail. “Kemarin kami melaporkan kepada pak gubernur, bahwa pak gubernur harus ada tindakan cepat, kalau tidak lingkungan kita tidak akan bertahan dalam 10-15 tahun ke depan,” sambung Salampessy.

Salampessy yang akrab dipanggil Djar ini menguraikan, bahwa wilayah perkebunan, sawah-sawah kita, hutan kita, tidak bisa memberikan kehidupan dan kesejahteraan masa depan di negeri ini kalau PETI di Gunung Botak terus dibiarkan.

Kalau dibiarkan tidak terkendalinya eksploitasi yang tidak terkontrol oleh PETI , maka penambangan liar yang dilakukan itu  kemudian akan berdampak terhadap lingkungan.

“Ini bukan peristiwa kecil. Ini peristiwa dunia bapak-ibu,” tandas Djar.

Disentil berbagai history, terkait dengan Teluk Minamata, peristiwa Nuklir di Chernobyl dan beberapa kejadian yang betul-betul mengharu-birukan kehidupan buat manusia di saat itu.

Dengan cerita ini, ia mengingatkan, bila eksploitasi di Gunung Botak tidak dikendalikan, maka dikhawatirkan nantinya Buru bukan lagi bagian dari masa depan.

“Buru ini besar, negeri rete mena bara sehe, maju terus pantang mundur. Tidak pernah berpaling ke belakang. Jadi, teman-teman Ikapati mari kita bekerjasama membuka ruang, membuka pintu-jendela daerah itu, membuka pintu pulau Buru yang luasnya sembilan ribu meter lebih menjadi pulau yang memberikan harapan sehingga semua orang ingin datang ke sini,” gugah Djar. (ZI-18)