Ragam

Penyesuaian Tarif Angkot Sudah Dipertimbangkan Matang

ZonaInfo.id, Ambon – Keputusan penyesuaian tarif angkutan kota yang ditetapkan pada 7 September 2021 lalu telah dipertimbangkan secara matang oleh Pemerintah Kota Ambon.

Wali Kota Ambon, Richard Louhenapessy mengakui, keputusan yang diambil sangat dilematis. Penyesuaian harga angkot berkaitan dengan kebijakan nasional yang menghapus penggunaan bahan bakar minyak (BBM) jenis Premium dan dialihkan ke Pertalite.

Ada sejumlah pertimbangan secara nasional, mengapa Premium tidak lagi digunakan. Pertama, salah satu penyebab naiknya suhu panas bumi adalah penggunaan BBM. Naiknya suhu panas bumi bisa mengakibatkan kebakaran hutan di mana-mana.

Kedua, akibat dari perubahan iklim ini juga hujan tidak bisa dikontrol dan berdampak pada longsor. Ketiga, akibat perubahan iklim permukaan air laut akan naik.

Karena itu, kata Wali Kota,  hasil kajian dari Pertamina, secara perlahan harus ditingkatkan penggunaan BBM yang resiko emisinya lebih ringan bahkan nol. Dari semua jenis BBM yang ada, Premium termasuk memberikan kontribusi terhadap pencemaran, sehingga Pertamina memutuskan tidak lagi menggunakan Premium dan diganti dengan Pertalite.

“Hanya saja Pertalite harganya agak sedikit lebih tinggi. Ini kebijakan nasional, kalau misalnya sekarang kita tetap ngotot dengan Premium siapa yang mesti suplai ini Premium, karena Pertamina  sudah ambil keputusan untuk stop. Oleh karena itu kita harus menyesuaikan,” kata Wali Kota kepada ZonaInfo.id di Ambon.

Karena itu, lanjut mantan Ketua DPRD Maluku ini, Pemkot Ambon memutuskan sejak 7 September 2021  tidak lagi ada Premium dan  dialihkan ke Pertalite. Apalagi Ambon termasuk kota yang masuk dalam program tidak dipakai lagi Premium.

“Oleh karena itu sejak tanggal 7 September Premium tidak lagi dijual di Ambon,” tandas Wali Kota.

Wali Kota mengatakan, penggunaan Pertalite efeknya sangat positif bagi pemilik kendaraan karena jauh lebih hemat. Hanya saja harganya lebih tinggi dari Premium, sehingga berat juga untuk angkot, jika tetap menggunakan tarif yang lama.

“Oleh karena itu, kita kaji dia dengan hitungan sejumlah indikator-indikator pendukungnya lalu kita tetapkan ada kenaikan untuk menyesuaikan dengan mobilisasi kendaraan,” ujar Wali Kota.

Penyesuaian tarif angkot yang ditetapkan antara Rp 800 sampai Rp 1200. Dari pertimbangan Pemkot Ambon, tidak terlalu memberatkan masyarakat. Sebab sebelum Pemkot Ambon menetapkan tarif angkot, sopir-sopir angkot sudah mematok tarif sendiri.

“Misalnya kita tetapkan 2800, sopir patok 3000 dan tidak dikasih uang kembalian. Jadi memang itu sudah mulai tampak sengaja dinaikan dan itu sudah dipraktekan dengan sengaja,” kata Wali Kota.

Karena itu Pemkot Ambon melegitimasi kenaikan tarif tersebut dalam Keputusan Wali Kota Ambon Nomor: 613 Tahun 2021 tentang Penyesuaian Tarif Angkot.

“Keputusan yang diambil supaya masyarakat juga tidak berat, tapi juga para pengusaha angkutan maupun para pengemudi juga tidak menjadi korban. Nah, itu yang jadi pertimbangan kami,” ujar Wali Kota. (ZI-10)