
Wawali Minta Aparatur Desa Disiplin Layani Masyarakat, Masalah di Passo Jangan Terulang
ZonaInfo.id, Ambon – Wakil Wali (Wawali) Kota Ambon, Ely Toisutta meminta aparatur desa disiplin memberikan pelayanan kepada masyarakat.
“Kami harapkan pelayanan publik kepada masyarakat betul-betul maksimal. Perhatikan jam istirahat dan jam pulang, agar masyarakat yang membutuhkan pelayanan bisa terlayani dengan baik,” tandas Toisutta, saat program Wali Kota dan Wakil Wali Kota Jumpa Rakyat (WAJAR), Jumat (17/10/2025), di Balai Kota.
Toisutta memberikan apresiasi kepada warga yang mengkritik pelayanan publik Pemerintah Desa Passo.
“Terima kasih Ibu Waty yang hari ini sudah melakukan sebuah kritikan terhadap proses pelayanan publik melalui Pemerintah Desa Passo. Ini menjadi catatan penting bagi kita untuk melakukan evaluasi terhadap desa dan negeri. Mudah-mudahan persoalan di Negeri Passo ini yang terakhir,” ujarnya.
Toisutta kembali menegaskan agar seluruh aparatur desa di Kota Ambon melakukan evaluasi menyeluruh terhadap kinerja pelayanan publik.
“Ini menjadi catatan penting untuk kita semua supaya bisa mengevaluasi diri dan meningkatkan pelayanan kepada masyarakat,” tandasnya.
Sekkot Ambon, Robby Sapulette menegaskan keterlambatan pelayanan publik di Kantor Desa Passo tidak dapat dibenarkan.
“Itu salah. Pelayanan publik seharusnya sudah dibuka pada jam kerja, bukan pukul 08.40 belum buka,” tandasnya.
Saat hadir dalam program WAJAR, seorang warga bernama Waty mengeluhkan pelayanan di Kantor Desa Passo.
Ia mengaku sempat terjadi perdebatan antara dia dengan Sekretaris Desa Passo, Simona Tomaluweng.
Kejadian tersebut terjadi pada Rabu siang. Ia menunjukan bukti foto dan video kondisi Kantor Desa Passo yang seharusnya jam operasionalnya sudah berjalan tetapi kantor belum terbuka bahkan tidak ada pegawai satupun di kantor desa.
Kemudian, Waty juga menanggapi pernyataan Sekdes pada beberapa media yang tidak sesuai fakta yang sebenarnya.
“Satu pernyataan yang berbeda ini saja sudah memperlihatkan, bahwa Sekdes berbohong. Dan faktanya, dia sendiri yang sampaikan, bahwa ketika dia tanya, beta “ibu yang lapor katong di Wali, dan beta jawab iya” karena dia mengatakan, bahwa Wali yang mengirim video itu ke dia, maka beta jawab, “kalau ibu mau telepon Wali silakan”. Dan itu faktanya, tapi di media dia bilang, seakan-akan beta bikin takut dia dengan mau telepon Wali Kota,” ujar Waty.
Waty menegaskan Sekdes berbohong. Perdebatan terus terjadi sampai Sekdes meminta ia untuk duduk dan menunggu antrean. Faktanya dalam foto yang ditunjukan Waty tidak ada antrean.
“Seperti yang tadi beta sampaikan bahwa itu bohong, Sekdes berdebat dengan beta sampai terakhir dia dan beberapa staf di situ tanya, ibu warga mana, ibu ni kan bukan warga Passo, dan beta jawab beta memang bukan warga sini, beta warga Hutumuri, baru Sekdes meminta beta duduk, dan perdebatan selesai. Jadi kalau disampaikan dia memilih menghindar dan masuk dalam ruangan, itu bohong,” tandasnya. (ZI-21)
