Kasus Kekerasan Perempuan dan Anak Meningkat, Ini Datanya
ZonaInfo.id, Ambon – Jumlah kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak-anak di Kota Ambon pada semester pertama tahun 2022 meningkat.
Para pelaku kekerasan justru mereka yang mestinya menjadi pelindung bagi anak-anak.
“Dalam rapat-rapat koordinasi dengan unsur Forkopimda Kota Ambon, data yang disampaikan sangat mencengangkan, dimana kekerasan terhadap perempuan dan anak meningkat dibanding tahun sebelumnya,” kata Penjabat Wali Kota Ambon, Bodewin M. Wattimena, di sela-sela kegiatan Pelatihan Konvensi Hak Anak bagi SDM Penyedia Layanan, Rabu (2/11/2022) di The City Hotel, Jl. Tulukabessy, Rijali, Ambon.
Ia mengungkapkan kasus kekerasan terhadap anak-anak dan dilakukan oleh orang-orang yang mestinya menjadi pelindung bagi mereka.
“Banyak pelecehan seksual, kekerasan terhadap anak yang dilakukan oleh ayah kandung, dilakukan oleh teman, dilakukan oleh tetangga, dilakukan oleh orang-orang yang selama ini mendampingi anak itu, tukang ojek yang mengantarnya ke sekolah, sopir dan seterusnya,” beber Wattimena.
Menurutnya, jika tindakan kekerasan seksual terhadap anak sudah dilakukan oleh orang-orang yang mestinya menjadi pelindung mereka, maka ini sudah masuk pada situasi yang berbahaya.
“Oleh karena itu berbagai hal yang dilakukan dalam rangka meningkatkan pemahaman dan membangun komitmen untuk melindungi anak-anak mesti juga kita lakukan terhadap orang-orang yang ada di sekitar anak-anak itu sendiri,” ujar Wattimena.
Dirinya berharap, semua stakholder yang ada di kota ini dapat berperan untuk memberikan porsi yang lebih, agar hak-hak anak dapat terpenuhi dan mereka tidak menjadi korban kekerasan.
Terpisah, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Masyarakat Desa (DP3AMD) Kota Ambon, Meggy Lekatompessy mengungkapkan hingga Agustus 2022, tercatat ada 24 kasus setubuh anak dibawah umur dan 15 kasus pencabulan.
“Selain itu ada 17 kasus kekerasan pada anak, 4 kasus penelantaran anak, 2 kasus perdagangan orang, sementara untuk perebutan hak asuh, penganiayaan, bully, dan ITE masing-masing 1 kasus,” bebernya.
Sedangkan, dalam data kekerasan terhadap perempuan per Agustus 2022, ditemukan 13 kasus KDRT, 8 kasus penelantaran, 4 kasus penganiayaan, 3 kasus kekerasan terhadap perempuan, 3 kasus pencurian, serta kasus pemerkosaan, pencemaran nama baik, dan perebutan hak asuh masing-masing 1 kasus. (ZI-10)
