Ragam

Sekda Maluku Lepas Ekspor Perdana 8,2 Ton Pala ke Eropa

ZonaInfo.id, Ambon – Pelaksana Tugas Sekretaris Daerah (Sekda) Maluku Sadali Ie melepaskan Ekspor Perdana 8,2 Ton Pala dari PT Kamboti Rempah Maluku ke Epora.

Hadir dalam pelepasan ekspor perdana PT. Kamboti Rempah Maluku di Pelabuhan Yos Sudarso Ambon, Sabtu (29/1/2022) antara lain Kepala Disperindag Maluku, Pimpinan PT. Kamboti Rempah Maluku,  Kabid Pelayanan Kepabeanan dan Cukai, Leni Nurlaini.

Sadali Ie dalam sambutannya mengakui, ekspor di Maluku beberapa tahun mengalami fluktuasi. Tahun 2020 ekspor cukup bagus, namun pada tahun 2021-2022 mengalami penurunan yang cukup signifikan akibat pandemi Covid 19 yang mempersyaratkan persyaratan ekspor yang lebih berat.

Namun, Maluku memiliki komoditas unggulan yang luar biasa tidak saja dari sisi perkebunan, tetapi juga dari perikanan dan kehutanan.

“Kemarin juga ada ekspor komoditas perikanan dan kehutanan yang belum ada telah kita ekspor sebanyak 5 kali yakni ekspor damar. Ini merupakan andalan sehingga kita melaksanakan diverifikasi lokasi ekspor ke Eropa dengan persyaratan yang ada sehingga suatu prestasi yang baik,” paparnya.

Dikatakan, prestasi ini bukan kerja parsial atau perorangan tapi sinergitas yang dibangun bersama sehingga lahirlah suatu keberhasilan yang ada, agar mendorong demi mewujudkan apa yang menjadi misi Pemda yang dikelola secara bersih, jujur dan melayani, terjamin dalam kesejahteraan berdaulat atas gugusan kepulauan.

“Langkah-langkah yang kita lakukan untuk menangani persoalan pasca panen adalah organik, artinya pala yang diekspor itu tidak menggunakan pupuk. Jadi kita butuh kerja sama, elaborasi, komunikasi dan koordinasi terutama tim peningkatan ekspor daerah agar mendorong masyarakat memenuhi persyaratan ekspor yang dipersyaratkan oleh negara tujuan,” pintanya.

Sadali Ie berharap,  kegiatan ini dapat mendorong semangat terutama bukan saja petani pala, tapi paling utama adalah para eskportir dan seluruh pemangku kepentingan terutama Bea Cukai Ambon yang selalu mendampingi dan memberikan support kepada para eksportir.

“Mudah-mudahan kerja sama yang dibangun ini dapat meningkatkan kesejahteraan walaupun ditengah-tengah pandemi. Artinya pandemi bukan merupakan suatu hambatan untuk lising, kita genjot terhadap semangat untuk mendorong kesejahteraan masyarakat lewat peningkatan eskpor,” tandasnya.

Sementara itu,  Pimpinan PT. Kamboti Rempah Maluku Sam Atapary menambahkan, ekspor perdana rempah Maluku terutama biji dan kulit pala ke Eropa lewat pelabuhan Waterdam di Belanda.

“Ini adalah ekspor kedua PT. Kamboti Rempah Maluku ke Eropa, namun yang pertama lewat Surabaya dan yang kedua langsung dari Ambon sehingga ini adalah ekspor perdana PT Kamboti Rempah Maluku ke Eropa lewat pelabuhan Yos Sudarso Ambon,” papanya.

Ia mengungkapkan, ekspor pertama lewat Surabaya tertunda hampir 1 tahun, karena adanya pandemi Covid-19. PT kamboti rempah Maluku mulai produksi kembali di bulan Juni 2021 sehingga disaat ini bisa ekspor langsung dari pelabuhan Yos Sudarso Ambon Tahun.

PT Kamboti Rempah Maluku bisa ekspor ke Eropa berkat kerja sama bisnis dengan bayer facice paice di Belanda dan didukung oleh Christine Titinai di Belanda, serta dukungan pihak lainnya.

“Kami bisa eskpor perdana rempah Maluku ke Eropa langsung dari Ambon karena dukungan yang luar biasa dari Kepala Bea Cukai Ambon, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Maluku,” tuturnya.

Ia menyebutkan, saat ini ekspor perdana PT Kamboti Rempah Maluku dengan volume satu kontainer 20 feet penuh yang terdiri dari biji pala grade ABCD berjumlah 4, 475 Ton, biji pala grade SS  berjumlah 2,300 Ton, Bunga Pala Utuh berjumlah 1,489 Ton, Bunga Pala Bubuk berjumlah 188 Kg sehingga total sebanyak 8.264 Ton dengan nilai transaksi ekspor sebesar Rp. 1.931.568.000.

“Ada beberapa tantangan untuk rempah Maluku terutama pala bisa masuk ke pasar Eropa, yang pertama pasca panen kita masih belum baik karena sebagian besar cara panen oleh petani itu masih dengan apa adanya dan sebagian besar cara pengeringan masuk dengan asapan,” terangnya.

Tak hanya itu,  kalaupun dengan sinar matahari juga kualitasnya masih belum baik. Hal ini dibuktikan dengan 1 kg pala kering jemur dengan sinar matahari yang dibeli dari petani, setelah disortir dan yang bisa masuk gate Eropa kurang lebih 20 sampai 25 persen.

Sebab, untuk masuk ke pasar Eropa pala harus di bawa ambang batas toksin dan pada air yang  diisyaratkan Uni Eropa berdasarkan uji laboratorium yang terakreditasi uni Eropa.

“Untuk laboratorium kami bekerjasama dengan PT Angler Bio Cion Lab di Surabaya. Sebagai solusi atas kendala pasca panen tersebut kami telah mengembangkan teknologi tepat guna oven tenaga surya dan biomassa portable yang telah diuji coba dan mendapatkan hasil pengeringan yang berkualitas baik dengan pengeringan sebanyak kurang lebih 300 kg,” ungkap Atapary. (ZI-17)