
Terima Uang PT Inagro, PMII Demo Sebut DPRD Buru Biadab
ZonaInfo.id, Namlea – DPRD Kabupaten Buru disebut biadab, karena menerima uang dari investor PT Inagro Cipta Nusantara (PT ICN) mendekati satu miliar rupiah .
Namun DPRD Buru dan PT ICN membantah tuduhan itu. “Kami tidak pernah memberikan uang kepada anggota DPRD, apalagi dengan angka itu,” tandas Humas PT ICN, Arsad Sowakil.
Media ini melaporkan, tuduhan DPRD Buru menerima uang dari PT ICN yang populer di masyarakat dengan sebutan PT Inagro itu dilontarkan aktivis Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kabupaten Buru saat berorasi di Namlea, Selasa (30/4/2024).
Saat berorasi di depan Kantor DPRD Buru, satu orator yang mengenakan celana panjang hitam dan kemeja lengan panjang putih dibalut rompi hijau, dengan lantang mengatakan setelah dilakukan investigasi dan beberapa kali demonstrasi, mereka memperoleh informasi, kalau terdapat dugaan beberapa anggota DPRD terlibat dalam kasus PT Inagro.
Ia sempat menyebut tiga nama anggota DPRD, satu dari Partai Golkar, IR, dari Partai Gerindra, NW dan dari Partai Nasdem, RN.
“Dan juga beberapa anggota DPRD lainnya. Ini biadab,” tuding pendemo ini.
Sebelum itu, saat berorasi di areal terbuka kawasan Simpang Lima Namlea, si pendemo ini juga menuding anggota DPRD Buru sebagai dalang kejahatan yang dilakukan oleh PT Inagro.
“Ada sejumlah anggaran, hampir miliaran rupiah diberikan secara sembunyi-sembunyi oleh PT Inagro kepada DPRD. Ini biadab,” tuding pendemo ini.
Di DPRD, pendemo yang dipimpin Ketua PMII, Abdul Nurlatu diterima Wakil Ketua DPRD, Djalil Mukaddar. Turut hadir beberapa anggota dewan, Solihin Buton, Muh Rustam Fadli Tukuboya dan Bambang Langlang Buana.
Ketua PMII, Abdul Nurlatu disaksikan beberapa wakil rakyat ini, sempat melontarkan uneg-unegnya terkait dengan masuknya investor PT Inagro.
Setelah itu, satu rekan PMII menyampaikan lima butir tuntutan, diantaranya meminta DPRD memanggil PT Inagro memperjelas kontrak kerja perusahan itu di Kabupaten Buru, termasuk kontrak kerja lahan 7000 ha di Desa Bara.
Menanggapi tuntutan PMII itu, Wakil Ketua DPRD mengatakan menyambut baik kedatangan PMII yang menyampaikan beberapa tuntutan terkait dengan problem yang terjadi.
Djalil mengakui, terkait dengan PT Inagro dan masyarakat Desa Bara sudah terjadi diskusi panjang di DPRD. Bahkan Sabtu lalu ia bersama Ketua DPRD, Muh Rum Soplestuny dan 15 anggota dewan telah berkunjung ke Desa Bara, Kecamatan Airbuaya.
Mereka telah melakukan pertemuan dengan masyarakat di Balai Desa Bara untuk mengkros cek masalah apa yang terjadi di sana.
Kata Djalil, masalah di sana soal tanah yang dikuasai keluarga Gibrihi dengan bukti sertifikat. Dan masyarakat Bara mengklaim kalau itu tanah desa.
Walau masalah perdata, tetapi DPRD berencana untuk mengundang semua pihak guna membahasnya di DPRD. Dan perusahan sendiri lagi stop melakukan aktifitas penggusuran lahan di sana.
Saat bertemu para pendemo, Djalil dan anggota dewan yang lain tidak menanggapi satu pendemo yang mengatakan DPRD biadab dan menerima uang dari investor.
Namun anggota DPRD dari Partai Nasdem, Robi Nurlatu yang tiba di DPRD saat para pendemo telah bubar, sempat dibuat heran karena dirinya disebut menerima uang dari PT Inagro.
“Tuduhan yang tidak berdasar dan bernada memfitnah,” tandas Robi yang sedang mempertimbangkan untuk mengambil langkah hukum atas tuduhan itu.
Manajemen PT Inagro juga ikut buka suara dan membantah kicauan para aktivis PMII tersebut.
“Tuduhan dengan menyebut angka PT Inagro memberikan uang hampir satu miliar ke DPRD Buru itu sangat tidak benar,” tegas Arsad Sowakil.
“Pa Robi tidak pernah kita ketemu. Maupun dengan pak Iksan dan pak Naldi.Apa yang disampaikan teman-teman mahasiswa itu tidak benar.Itu terlalu subyektif menuduh orang,” lagi tegas Arsad.
Ia menjelaskan, PT Inagro berjalan sesuai mekanisme. Terkait dengan lahan yang digusur (direklamasi) terlebih dahulu sudah dikoordinasikan dan mendapat izin pemiliknya.
“Apa yang kami lakukan selalu kami berkoordinasi dengan petuanan, dengan pemerintah desa, pemerintah daerah, dengan para kepala soa,” ucap Arsad.
PT Inagro hadir di Kabupaten Buru untuk menggarap lahan dan akan ditanami tiga jenis pohon produktif yang bakal diolah menjadi briket arang pengganti batu bara.
Penggarapan lahan yang selama ini kurang produktif bakal menelan ribuan karyawan lepas dan karyawan tetap.
Sudah dua bulan perusahaan tersebut telah melakukan pesemaian bibit tiga jenis pohon di Desa Bara. Pohon tersebut di pesemaian hanya empat bulan dan baru ditanam di lahan yang telah direklamasi.
Pohon yang ditanam itu akan dipanen batang dan dahannya setelah setahun untuk jadikan briket arang.
Nantinya, pohon tidak ditebang habis, sehingga akan bakal tumbuh tunas dan cabang baru. Setelah itu dipanen lagi setiap enam-tujuh bulan.
Untuk menjadi briket arang, PT Inagro akan membangun empat pabrik pengolahan di empat lokasi berbeda di wilayah Kabupaten Buru. (ZI-21)