
Unpatti Punya Dua Lagi Program Studi Baru
ZonaInfo.id, Ambon – Universitas Pattimura mempunyai dua lagi program studi baru, yakni Program Studi Pembangunan Sosial dan Studi Oseanografi.
Kehadiran dua program studi baru ini, menambah jumlah program studi di Unpatti sebanyak 82 program studi.
Penyerahan Surat Keputusan tentang izin pembukaan kedua program studi dilakukan Kepala LLDIKTI Wilayah XII Dr. Jantje Eduard Lekatompessy, S.E., M.Si., Ak., CA kepada Wakil Rektor Unpatti Bidang Perencanaan, Kerjasama dan Sistem Informasi Dr. Ruslan H. S. Tawari, S.Pi., M.Si, Jumat (8/10/2025) di ruang kerja Rektor Universitas Pattimura.
Wakil Rektor Unpatti Bidang Perencanaan, Kerja Sama, dan Sistem Informasi Dr. Ruslan H. S. Tawari, S.Pi., M.Si dalam sambutannya menyampaikan kehadiran dua program studi baru ini menjadi langkah strategis bagi Unpatti dalam memperluas bidang keilmuan yang relevan dengan kebutuhan pembangunan nasional, sekaligus menyiapkan sumber daya manusia unggul di berbagai sektor.
“Tantangan kita adalah menyiapkan akreditasi minimal terhadap dua program studi baru ini, dengan skema akreditasi yang baru, tentunya terakreditasi baik atau bahkan unggul. Kami akan berupaya agar kedua program studi ini dapat memenuhi standar tersebut,” ujar Ruslan.
Lanjutnya, pihak universitas akan mempersiapkan sumber daya pendidik, tenaga kependidikan, serta sosialisasi kepada masyarakat agar program studi baru ini dapat dikenal secara luas dan diminati calon mahasiswa.
“Program Studi Oseanografi merupakan bidang yang langka, dan tren kemahasiswanya masih terbatas. Sementara Program Studi Pembangunan Sosial hanya dimiliki oleh beberapa universitas di Indonesia. Oleh karena itu, kami perlu bekerja keras melakukan sosialisasi dan rekrutmen mahasiswa,” tandas Ruslan.
Tahap awal rekrutmen akan mengikuti standar minimal dengan lima dosen pengajar dan sekitar tiga puluh mahasiswa baru, sesuai ketentuan yang berlaku. Ia berharap kedua program studi ini dapat segera berjalan optimal dan menjadi bagian dari komitmen Universitas Pattimura dalam mencetak lulusan berkualitas serta memperkuat posisi universitas menuju akreditasi unggul.
“Tantangan kita adalah menyiapkan akreditasi minimal terhadap dua program studi baru ini dengan skema akreditasi yang baru, tentunya agar dapat mencapai akreditasi unggul,” ujar Ruslan.
Lebih lanjut, ia menegaskan universitas akan menyiapkan sumber daya yang memadai serta melakukan sosialisasi kepada masyarakat untuk memperkenalkan kedua program studi tersebut.
“Program Studi Oseanografi merupakan bidang yang luar biasa dan cukup langka, sehingga perlu kerja keras dalam menarik minat mahasiswa. Sementara Program Studi Pembangunan Sosial, sejauh yang kami ketahui, menjadikan Universitas Pattimura sebagai salah satu dari sedikit universitas di Indonesia yang memiliki program studi tersebut. Program ini sangat dibutuhkan oleh pemerintah,” tandas Ruslan.
Ruslan juga menjelaskan pada tahap awal, proses rekrutmen dosen dan mahasiswa akan dilakukan sesuai standar minimal, yakni lima orang dosen dan sekitar tiga puluh hingga empat puluh mahasiswa baru, agar kegiatan akademik dapat segera berjalan dengan baik.
“Mudah-mudahan kita bisa mencapai target tersebut. Kami akan bekerja keras agar kedua program studi ini segera beroperasi optimal,” ujarnya.
Kepala LLDIKTI Wilayah XII Dr. Jantje Eduard Lekatompessy, S.E., M.Si., Ak., CA dalam sambutannya mengatakan penambahan dua program studi tersebut menjadi langkah strategis yang memperkuat posisi Universitas Pattimura sebagai salah satu universitas besar di wilayah timur Indonesia, khususnya di kawasan Maluku dan Maluku Utara.
“Dengan bertambahnya dua program studi baru ini, Universitas Pattimura kini memiliki 82 program studi. Ini merupakan kemajuan besar yang akan menambah sumber daya dan memperkuat kontribusi universitas dalam mempersiapkan SDM unggul untuk pembangunan di kawasan timur Indonesia,” ujarnya.
Lekatompessy juga menekankan pentingnya peningkatan akreditasi program studi dan institusi, mengingat sebagian program studi di Unpatti telah meraih predikat unggul. Ia berharap capaian tersebut dapat menjadi contoh dan motivasi bagi program studi lainnya untuk terus meningkatkan kualitasnya.
Selain itu, ia menyoroti pentingnya kolaborasi dan pendampingan antarperguruan tinggi, baik negeri maupun swasta, untuk memperkuat sistem penjaminan mutu dan percepatan akreditasi.
“Kita perlu saling belajar dan mendampingi. LLDIKTI akan terus berperan sebagai mentor bagi perguruan tinggi, agar mutu pendidikan tinggi di wilayah timur semakin merata dan berkualitas,” tandas Lekatompessy.
Ia menyampaikan selamat kepada Universitas Pattimura atas keberhasilan memperoleh izin pembukaan dua program studi baru tersebut, dan berharap agar keduanya dapat segera beroperasi serta memberikan kontribusi nyata bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan pembangunan daerah. (ZI-21)
