
Dies Natalis ke-25, FMIPA Unpatti Alami Banyak Kemajuan
ZonaInfo.id, Ambon – Kegiatan puncak Dies Natalis ke-25 Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Pattimura (Unpatti) Ambon berlangsung, Senin (27/2/2023).
Kegiatan berlangsung di Hall FMIPA. Pemotogan kue ulang tahun dilakukan Dekan FMIPA, Pieter Kakisina. Selain itu juga dibagikan hadiah bagi para pemenang lomba.
Hadir Wakil Rektor Unpatti Bidang Akademik, Fredy Leiwakabessy, Dekan Fakultas Hukum Rory Akyuwen, pimpinan lembaga di lingkup Unpatti, Dekan I FMIPA, Ny. B. Leuhery dan Civitas Akademika FMIPA.
Kakisina dalam sambutannya menguraikan sejarah berdirinya FMIPA hingga saat ini berusia 25 tahun.
“Fakultas MIPA ada melalui suatu proses yang panjang. Kita tidak boleh melupakan sejarah berdirinya Fakultas MIPA,” ujarnya.
Ia mengungkapkan, dalam usia ke-25 FMIPA telah mengalami pengembangan sarana prasarana maupun sumber daya dosen.
Saat ini FMIPA memiliki 32 laboratorium spesifik pada fakultas, jurusan, dan 21 kajian yaitu pojok statistik dan kajian alam, empat jurusan dan terdapat 8 program studi (prodi) yang awalnya 4 program studi.
“Dalam kurun empat tahun terjadi penambahan 4 program studi, yaitu Program Studi Statistik, Ilmu Komputer, Bioteknologi, dan Program Studi Farmasi,” jelas Kakisina.
Lanjut Kakisina, pengusulan prodi baru yaitu Sains Biomedis telah didaftarkan pada aplikasi Sistem Informasi Kelembagaan (SIAGA), sehingga nantinya terdapat 9 program studi di FMIPA.
“Dengan sumber daya dosen saat ini 104 orang untuk mengakomodir semua program studi di Fakultas MIPA dan sesuai nomenklatur bidang ilmu maka nama Fakultas MIPA sementara diusulkan untuk perubahan nama menjadi Fakultas Matematika, Sains dan Teknologi,” jelasnya lagi.
Kakisina mengatakan dalam usia ke-25 tahun sering disebut Quarter life, merupakan suatu fase peralihan dari remaja akhir menjadi dewasa awal.
“Ketika kita menginjak masa dewasa, maka diharapkan semua pikiran, tenaga, tingkah laku juga harus dewasa,” tandasnya.
Masih kata Kakisina, kemajuan-kemajuan yang FMIPA raih sampai saat ini tidak terlepas dari dukungan Civitas Akademika FMIPA.
“Kita semua dituntut tetap berkarya dalam melaksanakan tridharma untuk kemajuan Fakultas MIPA dan akan memberikan kontribusi kepada Universitas Pattimura yang kita cintai,” tandasnya.
Ia menambahkan dengan munculnya prodi-prodi baru menunjukkan bahwa FMIPA tidak stagnan. Tetapi mengikuti perkembangan zaman dan juga bidang keilmuan.
“Saya berharap Fakultas MIPA akan tetap berkembang ke depan dan karena itu dukungan kerja keras dari semua Civitas Akademika Fakultas MIPA perlu dilakukan. Kerja sama, saling memotivasi, saling mendukung itu perlu. Karena kita telah berada pada usia dewasa,” ujar Kakisina.
Sementara itu, Wakil Rektor Unpatti Bidang Akademik, Fredy Leiwakabessy dalam sambutannya mengatakan, sejarah berdirinya FMIPA tidak boleh dilupakan.
“Saya berharap Fakultas MIPA bisa menyusun Buku Putihnya,” ujarnya.
Leiwakabessy mengingatkan pentingnya memahami sejarah berdirinya FMIPA.
“Kalau kita tidak menghargai tokoh-tokoh yang betul-betul membawa perubahan, yang menggagas Fakultas MIPA maka kita juga tidak bisa meniatkan visi ke depan yang lebih baik,” tandasnya.
Ia mengungkapkan dalam konsep saat ini FMIPA memiliki 8 prodi. Karena itu, kita mesti punya pemikiran bersama untuk menghadapi tantangan global sesuai tema Dies Natalis FMIPA ke-25, “Sains Bersinergi Untuk Menghadapi Resesi Global”.
“Konteks kita saat ini penguatannya di mana, di laboratoriumnya. Kita tidak bisa menghasilkan sesuatu yang betul-betul spektakuler kalau laboratorium kita tidak bisa dibenahi dengan baik. Atau memanfaatkan potensi laboratorium yang ada. Karena kalau kita mau menghadapi resesi global bagaimana kalau kita tidak punya riset,” tandasnya.
Lanjut Leiwakabessy, ilmu-llmu dasar, sains menjadi tumpuan dasar. Teknologi tidak bisa berkembang kalau sains tidak kuat.
Ia berharap FMIPA memiliki data base yang kuat terhadap potensi biodiversitas. Apakah makhluk hidup, senyawa-seyawa kimianya. Ini harus dimiliki oleh FMIPA, sehingga orang datang bisa tahu FMIPA punya peta genetik dari setiap biodiversitas, struktur kima dari biodiversitas yang spesifik seperti apa.
“Kita bisa menghadapai resesi global, karena kita memiliki dasar ilmu yang kuat yang bisa dikembangkan untuk ketahanan pangan, ketahanan obat-obatan. Tetapi juga bisa berwirausaha melalui produk-produk hasil riset kita. Fakultas MIPA harus menjadi ujung tombak itu ke depan,” ujarnya.
Leiwakabessy mengatakan hasil-hasil riset harus dipublikasikan dan tunjukkan kepada industri bahwa FMIPA punya kemampuan dan bisa djual dan dijadikan produk.
“Saya kira ini yang perlu kita hayati pada 25 tahun Fakultas MIPA,” tandasnya. (ZI-21)