Lintas Daerah

Kondisi Memprihatinkan, Warga di Pegunungan Elpaputih Butuh Perhatian Serius

ZonaInfo.id, Piru – Kondisi warga lima desa di pegunungan Kecamatan Elpaputih, Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB) sangat memprihatinkan jika musim hujan.

Warga kelima desa tersebut yaitu Desa Huku Kecil, Sumeith Pasinaro, Ohiolo, Watui dan Desa Abio.

Mereka harus bergantungan di tali nilon untuk bisa melewati derasnya air sungai Nui yang bisa mengancam nyawa mereka.

Tak ada jalan alternatif yang bisa mereka lewati untuk berurusan di kota kecamatan atau kabupaten. Kondisi ini sudah berlangsung berpuluh tahun, tanpa ada perhatian dari pemerintah dan wakil rakyat.

Kepala pemerintahan kelima desa telah menyampaikan surat kepada Ketua DPRD Provinsi Maluku, Lucky Wattimury pada 2 Agustus 2022.

Mereka berharap anggaran untuk pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan di wilayah pegunungan Elpaputih bisa masuk dalam APBD tahun 2023.

Surat yang disampaikan sebagai tindak lanjut pertemuan Kepala Desa Huku Kecil bersama staf dengan Ketua DPRD Maluku pada 27 Juli 2022 lalu.

“Kami sangat membutuhkan infrastruktur berupa jalan dan jembatan untuk peningkatan pendapatan ekonomi masyarakat, pembangunan manusia serta pembangunan di desa. Sampai saat ini kami miskin infrastruktur dan terisolasi,” tandas Kepala Desa Huku Kecil, Yopi Bitalesy, kepada ZonaInfo.id, Kamis (25/8/2022).

Bitalesy mengaku pihaknya juga sudah menyurati DPRD Kabupaten SBB untuk meminta audiensi. Namun hingga kini belum ada respons.

“Mestinya kami tidak perlu menyampaikan hal ini ke DPRD provinsi maupun kabupaten karena ada perwakilan kami yang duduk di DPRD. Ini artinya mereka menunjukkan ketidakpedulian selaku wakil rakyat. Kondisi kami yang ada di wilayah pengunungan berpuluh tahun sangat memprihatikan,” ujarnya.

Bitalesy mengatakan telah terjadi ketimpangan sosial, ekonomi dan pembangunan. Bila dibandingkan dengan daerah lain, ini tidak adil.

“Para senator dan legislator Maluku memiliki data dan tahu kondisi sosial masyarakat kami yang ada di pegunungan, tetapi masyarakat dibiarkan dalam kondisi memprihantikan,” tandasnya.

Bitalesy mengungkapkan disaat musim hujan masyarakat lima desa di pegunungan Elpaputih yang akan berurusan ke kota kecamatan ataupun kota kabupaten harus melintasi sungai Nui dengan cara bergantungan di tali nilon dan ditarik oleh orang lain.

“Sangat berbahaya. Apabila terlepas dari tali gantungan maka keselamatan nyawa terancam,” ujarnya.

Karena itu Bitalesy dan empat kepala desa yang lain mengusulkan agar status jalan di wilayah mereka diubah menjadi jalan darurat nasional agar langsung mendapat perhatian pemerintah pusat.

“Apabila hal ini tidak mendapatkan perhatian pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten maka kami lima desa di pegunungan Kecamatan Elpaputih tidak perlu ikut pemilu legislatif karena percuma kami memiliki para wakil rakyat tapi tidak memperhatikan nasib rakyatnya yang mengalami penderitaan berpuluh tahun,” tegasnya. (ZI-14)