ZonaInfo.id, Ambon – Presidium Forum Masyarakat Katolik Indoensia (FMKI) Maluku menggelar Workhsop Moderasi Beragama.
Kegiatan berlangsung Selasa (19/7/2022) di Grand Avira Hotel Ambon, yang dibuka Penjabat Wali Kota Ambon, Bodewin M. Wattimena.
Moderasi beragama merupakan proses memahami dan mengamalkan ajaran agama secara adil dan seimbang agar terhindar dari perilaku ekstrem atau berlebih-lebihan saat mengimplementasikannya.
Cara pandang dan sikap moderat dalam beragama sangat penting dalam masyarakat prural dan multikultural seperti Indonesia karena dengan cara itu keragaman dan perbedaan dapat disikapi dengan bijak.
Demikian terungkap dalam workhsop dengan tema “Konsolidasi Masyarakat Katolik Demi Menghidupi Moderasi Beragama di Maluku” itu.
Penjabat Wali Kota Ambon saat membuka kegiatan tersebut mengungkapkan Kota Ambon dengan visi sebagai kota majemuk jumlah penduduk cukup padat dan dihuni bergai suku, ras, dan agama pernah punya sejarah kelam konflik bernuansa SARA masa lalu.
Olehnya itu, aspek pemeliharaan kerukunan agama dalam semangat moderasi menjadi hal yang harus dibangun karena merupakan jalan tengah dalam memahami ajaran agama.
“Hal ini minimal agar konflik tidak lagi terjadi, dan kota ini terus menjadi contoh dalam hal kerukunan,” ujar Wattimena.
Ia menjelaskan Visi Kota Ambon Tahun 2017-2022 yakni Ambon yang Harmonis, Sejahtera dan Religus menunjukan bahwa nilai toleransi, harmonisasi, dan solidaritas sosial dalam pemeliharan kerukunan agama, pembentukan karakter sipirtualitas menjadi perhatian Pemerintah Kota Ambon.
Berangkat dari visi itu, Pemkot Ambon lalu mengambil langkah strategis menganggat branding Ambon City of Peace yang didukung dengan pembangunan fasilitas kegiatan beragama dan event-event nasional keagamaan.
“Hasilnya Kota Ambon pernah mendapat predikat sebagai kota toleran dan kota dengan tingkat kerukunan beragama yang tertinggi di Indonesia oleh Pemerintah Pusat,” terang Wattimena.
Wattimena memberikan apresiasi yang tinggi atas pelaksanaan workhsop moderasi beragama karena dapat menjadi upaya untuk terus membangun hubungan yang harmonis antar umat beragama di Maluku.
“Saya mengajak kita menjaga dan merawat kehidupan masyarakat yang rukun dan harmornis yang telah terjalin selama ini. Mari kedepankan komunikasi dan dialog, serta musyarawah dalam mencari mufakat dengan menempatkan kepentingan masyarakat umum di atas kepentingan pribadi dan golongan,” tandasnya.
Workshop ini turut dihadiri oleh Uskup Diosis Amboina, Mgr. Ino Ngutra. (ZI-10)