ZonaInfo.id, Piru – Jemaat Gereja Protestan Maluku (GPM) Kairatu, Klasis Kairatu menggelar kegiatan Baku Dapa Anak Remaja (Badar).
Badar ke-5 tahun 2022 dibuka Ketua Majelis Jemaat GPM Kairatu, Pendeta Okter Tapilou, Selasa (5/7/2022) di halaman gedung Gereja Pniel Kairatu yang diawali dengan ibadah pembukaan oleh Pendeta E. Hitipeu.
Tema yang diusung dalam kegiatan ini adalah Beta Anak Remaja GPM Beriman, Berkreasi Memulihkan Tuhan di Era Pandemic Covid-19 dan Transportasi Digital.
Pendeta Okter Tapilou dalam arahannya mengungkapkan Tuhan Yesus telah memimpin gerejanya melalui para pelayan, pengasuh dan stakeholder lainnya dalam jemaat, sehingga melalui wadah Sekolah Minggu Tunas Pekabaran Injil (SMTPI) Jemaat GPM Kairatu terus memperlihatkan eksistensinya untuk mengembangkan pelayanan berbasis anak dan remaja dengan tetap menyakini kasih dan keberpihakan Tuhan Yesus terhadap pertumbuhan anak dan remaja di Jemaat GPM Kairatu.
“Pengakuan ini sekaligus mempertegas tanggung jawab kita sebagai kawan sekerja Allah dalam tugas- tugas bersaksi dan melayani dengan melibatkan semua komponen, dan sumberdaya untuk bersama-sama menanam dan menyiram di kebun anggur miliknya,” tandasnya.
Meskipun dunia masih dilanda Covid-19 dan keterbatasan lainnya dari segi daya dan dana, kata Tapilou tetapi oleh kasih sayang Kristus Yesus Kepala Gereja kegiatan Badar bisa terlaksana.
Lanjutnya, kegiatan Badar hendak menegaskan bahwa sumber daya manusia gereja dan para pelayan tidak hanya menunggu atau sekedar berbicara tetapi sedang mengerjakan dan mempersiapkan hal-hal yang baik terhadap anak dan remaja sebagai tulang punggung masa depan keluarga gereja dan bangsa.
“Sehingga mampu menjawab tantangan kehidupan yang semakin kompleks, kini dan masa yang akan dating,” tandasnya.
Ketua Panitia Badar Jemaat GPM Kairatu, Teli Haulussy dalam sambutannya mengharapkan kegiatan ini mendapat perhatian utama dalam pengembangan sumber daya gereja, karena merekalah yang akan melanjutkan kehidupan kepemimpinan gereja di masa yang akan datang.
Kompetensi, inovasi dan semangat mereka harus dikembangkan lewat berbagai kegiatan yang dituangkan dalam kurikulum SMTPI, tetapi juga sarana belajar yang memadai, karena sistem pembelajaran yang sementara dan sedang dikembangkan adalah berbasis digitalisasi.
“Sambil tetap harus dikawal dan diawasi dalam setiap proses belajar oleh orang tua, guru/dan pengasuh. Dibimbing, dituntun untuk memperdalam kecerdasan spiritual, sosial, intelektual dan emosional mereka, meningkatkan pengenalan dan pengetahuan mereka tentang Tuhan Yesus dan pengajaranNya,” tandas Haulussy. (ZI-14)