
Alkatiri: Tanggap Darurat Harus Segera Dilakukan di Werinama
ZonaInfo.id, Ambon – Anggota DPRD Provinsi Maluku, Fauzan Alkatiri meminta Balai Wilayah Sungai Maluku dan Dinas PUPR Maluku segera melakukan langkah tanggap darurat untuk meminimalisir banjir dan tanah longsor di Negeri Werinama, Kecamatan Werinama, Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT).
“Nah tadi sudah ada komitmen bersama dengan pihak Balai Wilayah Sungai maupun dari Dinas PUPR untuk dilakukan langkah-langkah tanggap darurat agar meminimalisir terjadinya bencana di lokasi tersebut,” tandas Fauzan Alkatiri usai rapat bersama Balai Wilayah Sungai dan Dinas PUPR Maluku di Baileo Rakyat Karang Panjang, Selasa (12/7/2022).
Terhadap persoalan bencana yang terjadi, kata Fauzan pemerintah tidak boleh berdiam diri.
“Kita tahu sendiri bahwa lokasi-lokasi bencana di Kota Ambon sebagai etalase Provinsi Maluku saja itu tidak mampu teratasi secara baik,” ujarnya.
Menurut anggota Komisi III ini, bencana yang berulang kali terjadi di Negeri Werinama pada satu titik yang sama menggambarkan ketidakhadiran pemerintah.
“Kejadian Werinama bukan pertama kali. Tahun kemarin ada 12 kuburan hanyut dan hilang. Tahun ini 60 kuburan juga hilang tanpa ada penanganan serius dari pemerintah,” tandas Fauzan.
Fauzan mengatakan dari hasil rapat sudah ada jaminan dari Balai Wilayah Sungai dan Dinas PUPR untuk melakukan langkah-langkah tanggap darurat.
“Kita siap mengambil langkah-langkah partisipasi untuk menangani bencana yang terjadi,” ujarnya.
Seperti diberitakan, sebanyak 60 kuburan yang berada di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Negeri Werinama, Kecamatan Werinama, Kabupaten SBT hanyut terbawa banjir akibat hujan deras yang terjadi sejak Senin hingga Selasa, (5/7/2022).
Camat Werinama Ibrahim Bambang Sikdewa kepada ZonaInfo.id melalui telepon selulernya menjelaskan TPU Negeri Werinama dekat dengan kali Wailissa. Akibat banjir dan longsor menyebabkan 60 kuburan hanyut.
“Hujan sejak hari Senin sampai hari ini telah terjadi bencana alam. Kali Wailissa yang berada dekat TPU Negeri Werinama banjir besar dan longsor yang menghanyutkan 60 kuburan,” ungkapnya.
Lanjut Sikdewa, sejumlah mayat pada kuburan di areal yang aman dapat dievakuasi. Namun yang kuburannya terbawa arus banjir mayat-mayatnya belum ditemukan.
Bukan saja itu, kata Sikdewa oprit jembatan Kali Wailissa saat ini sudah roboh. Kondisi ini akan berdampak pada ambruknya jembatan tersebut. (ZI-10)