
Tim PkM Kimia FST Unpatti Lakukan Inovasi, Ubah Limbah Ampas Kelapa Jadi ‘Emas Putih’ Cegah Stunting
ZonaInfo.id, Ambon – Tim Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) Program Studi Kimia, Jurusan Kimia, Fakultas Sains dan Teknologi (FST) Universitas Pattimura melakukan inovasi. Limbah ampas kelapa yang selama ini dianggap tak bernilai kini bertransformasi menjadi ‘emas putih’.
Melalui kreativitas dan komitmen tinggi, tim ini berhasil menghadirkan produk tepung ampas kelapa berserat tinggi yang tidak hanya mendukung ketahanan pangan, tetapi juga menjadi langkah nyata dalam upaya pencegahan stunting di Kabupaten Maluku Tengah.
Program Pemberdayaan Masyarakat yang didanai oleh Unpatti melalui Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) dengan skema Pengabdian Berbasis Masyarakat ini, dilaksanakan oleh Tim PkM Program Studi Kimia, yang diketuai oleh Nurani Hasanela, S.Si., M.Si., dengan anggota Dr. Ivonne Telussa, M.Si., dan Fensia A. Souhoka, S.Si., M.Sc., serta melibatkan mahasiswa Olivia Fresley Rumyaan dan Mistahul Liana Ode.
Dengan mengusung judul “Pemberdayaan PKK Desa Liang, Kecamatan Salahutu melalui Pembuatan Produk Halal Tepung Kelapa Berserat Tinggi sebagai Upaya Pencegah Stunting”, Tim ini menargetkan masyarakat Desa Liang, salah satu wilayah prioritas penanganan stunting di Kabupaten Maluku Tengah.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Maluku Tengah, hingga April 2025 prevalensi stunting di wilayah tersebut mencapai 4,26% dengan 1.064 balita terdampak. Artinya, 4 hingga 5 anak dari setiap 100 balita mengalami hambatan pertumbuhan yang memerlukan perhatian serius dari berbagai pihak.
“Serat pangan memang bukan faktor utama seperti protein atau zat gizi mikro, namun berperan penting dalam menjaga kesehatan saluran cerna, meningkatkan daya tahan tubuh, serta mendukung penyerapan gizi. Tepung kelapa tinggi serat ini menjadi solusi inovatif dan ramah lingkungan yang diharapkan dapat membantu mencegah stunting di masyarakat,” jelas Nurani Hasanela, Ketua Tim PkM, Kamis (9/10/2025).
Selama ini, ampas kelapa di Desa Liang melimpah, namun belum dimanfaatkan secara optimal karena minimnya pengetahuan masyarakat tentang cara pengolahannya. Melalui program ini, Tim PkM Unpatti hadir memberikan sosialisasi dan pelatihan untuk mengajarkan masyarakat mengolah limbah ampas kelapa menjadi tepung tinggi serat yang memiliki nilai gizi dan nilai ekonomi tinggi.
Program berlangsung melalui lima tahapan, yaitu: 1) Pendekatan awal dan survei lapangan, 2) Sosialisasi kegiatan pada tanggal 19 Juli 2025, 3) Uji coba pembuatan produk dan uji laboratorium tepung ampas kelapa, 4) Pelatihan pembuatan produk tepung ampas kelapa, biskuit, dan mie pada tanggal 4 Oktober 2025, serta 5) Pelaporan dan monev oleh LPPM Unpatti.
Hasil uji laboratorium menunjukkan bahwa tepung ampas kelapa olahan memiliki kandungan protein 4,75%, lemak 11,04%, karbohidrat 40,85%, serat 43,35%, dan vitamin A 0,01%. Nilai gizi ini membuktikan bahwa produk tersebut layak dikembangkan sebagai bahan pangan fungsional. “Kami tidak hanya mengajarkan cara pengolahan bahan baku, tetapi juga bagaimana menghasilkan produk olahan seperti biskuit dan mie dari tepung ampas kelapa yang bergizi, lezat, dan memiliki nilai jual,” tambah Dr. Ivonne Telussa.
Untuk mendukung keberlanjutan usaha masyarakat, Tim PkM Unpatti menyerahkan mesin pembuat tepung, alat pencetak mi otomatis, sealer, serta berbagai peralatan dan bahan pendukung produksi kepada kelompok PKK Desa Liang yang telah memiliki usaha kue dan bakso.
Bantuan tersebut diharapkan dapat memperkuat kemampuan kelompok dalam mengembangkan produk olahan dari tepung ampas kelapa secara mandiri. Produk hasil olahan yang dihasilkan yaitu biskuit dan mie berbasis tepung ampas kelapa, yang langsung mendapat sambutan hangat dari masyarakat. Biskuit dibuat dalam empat varian rasa favorit, yakni Vanila, Keju, Coklat Kacang, dan Coklat Keju.
“Biskuit dari tepung ampas kelapa rasanya enak, gurih, dan renyah,” ujar Ibu Misbaha, salah satu anggota PKK Desa Liang. “Mienya kenyal dan lezat, cocok untuk usaha kecil kami,” tambah Ibu Ama, peserta pelatihan lainnya.
Sementara itu, Ketua kelompok PKK Desa Liang, Ibu Nurhayati Opier, menyampaikan rasa syukur dan apresiasinya terhadap kegiatan ini. “Kami sangat berterima kasih kepada Tim PkM Unpatti karena telah mengubah limbah yang sebelumnya tidak bermanfaat menjadi sumber penghasilan dan pangan bergizi bagi keluarga kami,” ujarnya penuh haru.
Melalui inovasi ini, masyarakat Desa Liang kini memiliki peluang usaha baru, sekaligus berkontribusi dalam mendukung ketahanan pangan lokal dan upaya pencegahan stunting. “Kami berharap program ini menjadi contoh bahwa potensi lokal dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekaligus menyehatkan generasi mendatang. Semoga pelatihan ini menjadi langkah awal menuju masyarakat Liang yang lebih sehat, kreatif, dan mandiri,” tutur Fensia A. Souhoka.
Kegiatan PkM ini menjadi bukti nyata bahwa limbah organik dapat diubah menjadi produk bergizi dan bernilai ekonomi tinggi melalui perpaduan ilmu pengetahuan dan inovasi lokal. Program ini diharapkan dapat menginspirasi desa-desa lain di Maluku untuk memanfaatkan sumber daya alam secara kreatif, ramah lingkungan, dan berkelanjutan. (ZI-21)