ZonaInfo.id, Namlea – Universitas Iqra Buru (Uniqbu) telah melenggang sebagai universitas bermutu setelah perguruan tinggi swasta yang dinaungi Yayasan Muslim Buru itu terakreditasi dengan predikat baik.
“Tantangan besar selama 20 tahun perjalanan Uniqbu berhasil merampungkan proses asesmen eksternal melalui akreditasi institusi oleh BAN PT RI dan awal Bulan Mei tahun ini Uniqbu dinyatakan terakreditasi dengan predikat Baik,” ungkap Rektor Uniqbu, Muhamad Sehol dalam pidatonya saat memimpin Rapat Senat Terbuka Wisuda ke-17, yang berlangsung di Gedung Rektorat AR Tukuboya, Kampus Uniqbu, Namlea, Kabupaten Buru, Kamis (19/10/2023).
“Ini berarti Uniqbu telah melenggang sebagai kampus bermutu yang telah memenuhi tuntutan sistem penjaminan mutu nasional berdasarkan visi dan misi yang diembannya, ” ujar Sehol.
Mengungkap tentang penjaminan mutu Perguruan Tinggi, Sehol menjelaskan, kalau Uniqbu telah merampungkan semua akreditasi 17 program studi, dengan capaian perolehan 4 prodi terakreditasi dengan predikat B atau Baik Sekali, dan sisanya 13 prodi sudah terakreditasi dengan predikat Baik.
Rapat Senat Terbuka Wisuda Uniqbu ke-17 itu dihadiri Penjabat Bupati Buru, Djalaludin Salampessy, Bupati Buru Selatan, Safitri Malik Solissa, Ketua DPRD Buru, Muh Rum Soplestuny, Sekda Buru Muh Ilyas Hamid, Dandim 1506/Namlea, Letkol Arh Agus Nur Fujianto, Forkopimda dan sejumlah pimpinan instansi vertikal lainnya.
Mengawali pidatonya, Sehol mengatakan, sebagai Rektor ke-10 yang sudah memasuki tahun terakhir kepemimpinan periode ini pada Bulan Desember nanti, ia telah berikhtiar mengurai beberapa tantangan dan peluang yang ada dalam dinamika perjalanan Uniqbu.
Di awal kepemimpinannya sejak tahun 2020 lalu, tantangan terberat yang dihadapai adalah belum terakreditasinya beberepa prodi serta belum adanya pergerakan untuk penyelesaian masalah akreditasi institusi yang sejak berdirinya belum terakreditasi.
“Minimnya SDM dosen dan belum maksimalnya kinerja tridharma Uniqbu, juga menjadi masalah yang menghadang kala itu. Daya serap calon mahasiswa yang hanya rata-rata 200-an pertahun masuk Uniqbu, juga menjadi PR berat yang harus ditingkatkan, ” ungkap Sehol.
Padahal kala itu hantaman badai pandemi Covid-19 juga berjalan hampir selama 2 tahun lebih di tengah perjalanan kepemimpinan Sehol.
Selain itu, era disrupsi mengharuskan setiap PT untuk menyesuaikan dengan tuntutan kemajuan teknologi dan sistim informasi yang semakin pesat.
Konsekuensi lebih lanjut adalah setiap kampus mesti memasuki ajang era revolusi 4.0 menuju 5.0 yang serba cepat berbasis digitalisasi.
Selain itu pula, ada tuntutan pemberlakuan Kampus Merdeka serta Permendikbudristek Nomor 53 tahun 2023 tentang Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi yang baru saja terbit bulan lalu, menuntut juga semua PT termasuk Uniqbu untuk mempersiapkan diri dengan segala plus minus potensi yang dimiliki.
Berangkat dari tantangan kontekstual di atas, lanjut Sehol, Universitas Iqra Buru mencoba menjawab tantangan dan masalah yang dihadapi melalui berbagai langkah yang dilakukan.
Dalam 4 tahun terakhir, dan hingga tahun ini terdapat 2.376 mahasiswa aktif Uniqbu yang terdata pada pangkalan data PDDikti.
Data ini menunjukkan peningkatan 4 kali lipat bila dibandingkan dengan data 4 tahun sebelumnya dengan jumlah mahasiswa hanya 655 mahasiswa aktif kala itu.
Kata Sehol, trend ini menunjukkan Uniqbu semakin mendapatkan kepercayaan publik dalam aspek pengelolaan PT dan hal ini ditandai dengan adanya peningkatan hampir 3 kali lipat pendaftar ke Uniqbu setiap tahunnya.
Dari aspek SDM dosen dan tenaga kependidikan, hingga tahun ini terdapat 113 Dosen Tetap berNIDN dan berNIP.
Dari 113 dosen tersebut, terdapat 10 orang dosen yang telah bergelar doktor, dan sisanya 103 masih bergelar Magister.
Namun demikian, dari 103 dosen bergelar Magister tersebut, terdapat 10 orang dosen yang sementara melanjutkan studi ke jenjang S3.
Selain itu, Uniqbu didukung oleh 43 tenaga kependidikan yang rata-rata berkualifikasi Sarjana Strata 1 (S1) dan melayani semua unit kerja dalam lingkup Uniqbu. (ZI-18)