ZonaInfo.id, Ambon – Pembangunan di Kota Ambon tak hanya sebatas infrastruktur. Harus seimbang dengan pembangunan mental dan spiritual masyarakat. Salah satunya melalui musik.
“Pembangunan fisik harus berjalan seimbang dengan bagaimana kita membangun mental dan spiritual masyarakat dan musik mampu melakukan hal itu,” kata Penjabat Wali Kota, Bodewin M. Wattimena, saat membuka Festival Budaya Daerah Maluku Tahun 2022, di Gedung Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XX Maluku, Dusun Wailela, Negeri Rumah Tiga, Kecamatan Teluk Ambon, Selasa (22/11/2022).
Saat ini musik tradisional, seperti Ukelele sedang digemari oleh generasi muda. Komunitas atau kelompok Ukulele terbentuk di mana-mana. Wattimena menilai hal tersebut sangat positif untuk mengeleminir aktivitas generasi muda yang buruk.
“Jika tiga kali latihan dan mengabiskan kurang lebih 2-3 jam bermain Ukulele, maka dalam seminggu kurang lebih ada 9 jam generasi muda dapat dapat terhindar dari gadget dan pengaruh buruk yang ditimbulkannya,” ujarnya.
Ia memberikan apresiasi positif terhadap pelaksanaan festival Budaya Maluku 2022 yang digelar oleh Balai Pelestarian kebudayaan Maluku, dengan Tema Ambon Kota Musik Dunia untuk Pemajuan Kebudayaan Daerah Maluku.
Menurutnya kegiatan ini penting dalam rangka mendukung Ambon sebagai Kota Kreatif Berbasis Musik yang diakui UNESCO.
“Kita harus menunjukan bahwa kota ini layak sebagai kota musik dunia. Oleh sebab itu perjuangan untuk memenuhi syarat-syarat sebagai kota musik harus menjadi bagian dari upaya kita. Hal itu butuh kerja sama dari Pemerintah, instansi vertikal, serta semua elemen masyarakat dalam mengembangkan kreativitas,” tandas Wattimena.
Wattimena mengatakan dengan digelarnya festival Budaya Daerah Maluku, maka musik tradisional akan semakin dikenal luas.
Ia menambahkan musik tradisional turut menyatukan masyarakat dalam bingkai orang basudara, dengan demikian turut memberikan dampak terciptanya perdamaian.
Sementara itu, Plt. Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XX Maluku, Stenly Loupatty dalam laporannya menjelaskan tema yang diangkat dalam festival ini menujukan bahwa DNA orang Ambon adalah musik, dan harmoni orang basudara Ambon telah terbentuk sejak lama lewat musik.
Menurutnya, berbicara tentang musik juga tidak terlepas dari musisi-musisi asal Kota Ambon yang telah diusulkan sebagai maestro di bidang masing-masing.
“Telah diusulkan dua maestro di bidang musik yakni almarhum Bing Leiwakabessy, sebagai maestro musik Hawaiian dan Carolis Elias Horhoruw sebagai Maestro Tahuri. Selain itu, juga dilaksanakan program belajar dari maestro yang telah menghasilkan musisi-musisi muda,” ungkapnya. (ZI-10)