Lintas Daerah

Sikapi Keluhan Warga Pegunungan Elpaputih, Pemkab SBB Siapkan Proposal ke DPRD dan Balai Jalan

ZonaInfo.id. Piru – Pemerintah Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB) sudah menyiapkan proposal untuk disampaikan ke Komisi III DPRD Maluku dan Balai Pelaksanaan Jalan Nasional Maluku.

Langkah tersebut untuk menyikapi keluhan warga lima desa di Pegunungan Kecamatan Elpaputih, yang berpuluh tahun tidak tersentuh pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan sehingga hidup terisolasi.

Kelima desa tersebut yaitu Desa Huku Kecil, Sumeith Pasinaro, Ohiolo, Watui dan Desa Abio.

“Saya dan Bupati sudah melakukan komunikasi dan koordinasi dengan Komisi III DPRD provinsi, Balai Jalan dan Jembatan Provinsi Maluku untuk menyampaikan kondisi lima desa pegunungan yang ada di Kecamatan Elpaputih,” kata Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Kabupaten SBB, Nasir Suruali kepada ZonaInfo.id, melalui pesan WhatApp, Jumat (26/8/2022).

Suruali mengaku pihaknya sudah menyiapkan proposal untuk dimasukan ke Komisi III DPRD Maluku dan Balai Jalan Maluku.

“Besar harapan saya semoga hal ini secepatnya dapat terealisasi dan oleh karena itu saya butuhkan dukungan doa dari semua pihak,” harapnya.

Kepala Desa Huku Kecil, Yopi Bitalessy mengungkapkan terjadi ketimpangan sosial, ekonomi dan pembangunan di kelima desa dibandingkan dengan daerah lain.

Negara Indonesia dan Provinsi Maluku sudah berusia 77 Tahun, Kabupaten SBB berusia 18 tahun. Namun masih ada kehidupan sosial masyarakat yang memprihatikan.

“Selama 77 tahun mereka masih hidup terasing dan terisolir karena tidak pernah ada perhatian pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten terhadap infrastruktur jalan dan jembatan di kelima desa,” tandasnya.

Bitalessy mengungkapkan biasanya saat memasuki tahun politik baik itu pilkada maupun pemilihan legislatif, politisi lokal memakai isu infrastruktur untuk mendapatkan dukungan warga kelima desa.

Namun setelah mendapatkan kursi empuk di DPRD mereka lupa dengan janji-janji kampanye yang mereka sampaikan kepada masyarakat.

“Cukuplah dengan perilaku seperti ini, mestinya malu terhadap penderitaan yang rakyat rasakan sekarang ini,” tandas Bitalessy.

Bitalessy mempertanyakan hati nurani pemerintah dan wakil rakyat yang membiarkan masyarakat di pegunungan Elpaputih hidup dalam penderitaan.

Disaat musim hujan masyarakat kelima desa yang akan berurusan ke kota kecamatan ataupun kota kabupaten harus melintasi sungai Nui dengan cara bergantungan di tali nilon. Resikonya kematian.

“Apakah kondisi masyarakat semacam ini tidak menyentuh hati pemerintah dan wakil rakyat untuk bisa mengambil langkah preventif mengatasi masalah pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan untuk wilayah kami di pegunungan ini?,” tanya Bitalessy.

“Saya mau katakan bahwa fakta sejarah membuktikan pemerintah dan wakil rakyat gagal menjalankan nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan yang tercermin dalam Pancasila,” pungkasnya. (ZI-14)