
SMA Negeri 63 dan 40 Maluku Tengah Gelar IHT Implementasi Kurikulum Merdeka
ZonaInfo.id, Ambon – SMA Negeri 63 dan SMA Negeri 40 Maluku Tengah menggelar In House Training (IHT) Implementasi Kurikulum Merdeka.
IHT yang dilaksanakan kedua sekolah selaku Sekolah Penggerak Angkatan II ini untuk meningkatkan kompetensi guru dalam mengimplementasikan kurikulum merdeka.
Kegiatan dipusatkan di SMA Negeri 40 Maluku Tengah, Jl. Nona Saar Sopacua, Ouw, Kecamatan Saparua, Rabu (10/8/2022) dan akan berlangsung selama dua hari.
IHT gabungan ini dimotori oleh Kepala SMA Negeri 40 Maluku Tengah, Ledy L. Siwabessy dan Kepala SMA Negeri 63 Maluku Tengah, Julis Noya.
Kepala SMA Negeri 40 Maluku Tengah, Ledy L. Siwabessy dalam laporan menjelaskan sebelum pelaksanaan IHT didahului dengan Diklat PKP (perwakilan komite pembelajaran).
Diklat ini diikuti Komite Pembelajaran dari SMA Negeri 40 Maluku Tengah dan SMA Negeri 63 Maluku Tengah pada 10 Mei-13 Juni 2022 selama 88 jam pelajaran dengan pengajar fasilitator ahli dan dipantau langsung oleh admin pusat LP2KS Kemendikbudristek.
Siwabessy menjelaskan lagi jumlah peserta IHT Implementasi Kurikulum Merdeka sebanyak 95 orang guru.
Jumlah tersebut masing-masing dari SMA Negeri 40 Maluku Tengah 13 orang, SMA Negeri 63 Maluku Tengah 21 orang, SMA Negeri 12 Maluku Tengah 20 orang, SMA Negeri 41 Maluku Tengah 16 orang, SMA Kristen Saparua 13 orang dan SMK Negeri 2 Maluku Tengah 12 orang.
Sebagai narasumber, F. Pocerattu dari Sekolah Penggerak SMA Negeri 56 Maluku Tengah.
“Materi yang diajarkan yaitu pengenalan Kurikulum Merdeka, penyusunan Modul Ajar, penyusunan Modul Project Penguatan Profil Pelajar Pancasila,” terang Siwabessy.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Maluku, Insun Sangadji dalam sambutannya yang dibacakan Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) Kecamatan Saparua, Saparua Timur dan Nusalaut, Zeth Lopulalan saat membuka IHT Implementasi Kurikulum Merdeka mengatakan hal yang perlu menjadi perhatian adalah menghubungkan setiap elemen kurikulum dengan upaya pembentukan Profil Pelajar Pancasila yang terbangun dalam enam dimensi pembentukan.
Enam dimensi itu yakni 1. Beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berahlak mulia, 2. Mandiri, 3. Bergotong royong, 4. Berkebihnekaan global, 5. Bernalar kritis, 6. Kreatif.
Hal ini dimaksudkan untuk mempersiapkan generasi muda Indonesia unggul dimasa depan yang mampu bersaing dalam kancah global tanpa melupakan keIndonesiaanya. Ini juga merupakan cita cita luhur dari para pendiri bangsa Indonesia.
Ia meminta agar kepala sekolah dan para guru menggunakan kesempatan ini dengan sebaik-baiknya. Pahami, kuasai dan dalami semua materi yang diberikan oleh narasumber sehingga benar-benar menjadi guru yang siap untuk menerapkan Kurikulum Merdeka di Tahun Pelajaran 2022/2023.
“Kalian akan menjadi ujung tombak sekaligus peletak tonggak sejarah baru akan penguasaan kurikulum baru yang akan segera berlaku di sekolah ini,” tandas Sangadji.
Ia mengatakan tumpuan peningkatan mutu Pendidikan Maluku secara umum berada pada tangan dingin para guru.
“Oleh karenanya harapan sekaligus penghargaan pantas disematkan kepada bapak/ibu guru,” ujarnya. (ZI-10)