
Hasilkan Lagi 36 Dokter Baru, Unpatti Akan Buka Tiga Program Pendidikan Spesialis
ZonaInfo.id, Ambon – Fakultas Kedokteran Universitas Pattimura kembali menghasilkan 36 dokter baru.
Pengambilan sumpah dan pelantikan dokter baru Lulusan ke-35 Periode Juli 2025 ini, berlangsung, Kamis (24/7/2025), di Aula Fakultas Kedokteran Unpatti.
Hadir Asisten Pemerintahan dan Kesra Setda Maluku, Djalaludin Salampessy mewakili Gubernur, Wakil Rektor Unpatti Bidang Akademik Prof. Dr. Dominggus Malle, S.Pt., M.Sc. mewakili Rektor, Ketua DPRD Provinsi Maluku, Benhur G. Watubun, para Wakil Rektor, Kadis Pendidikan Kota Ambon Ferdinand Tasso mewakili Wali Kota Ambon, para kepala biro lingkup Unpatti, Ketua IDI Provinsi dan Kota Ambon.
Acara diawali dengan ke-36 dokter baru melafalkan sumpah Dokter Indonesia. Setelah itu, pelantikan dan dilanjutkan dengan penandatanganan bukti sumpah Dokter Indonesia dan penandatanganan bersedia ditempatkan setelah internship.
Dekan Fakultas Kedokteran, dr. Farah CH. Noya, MHPEd., Ph.D dalam sambutannya mengatakan, Fakultas Kedokteran memegang teguh komitmen akuntabilitas sosial terhadap masyarakat Maluku.
“Ini bukan sebuah slogan melainkan suatu pilar utama pendidikan, yang kami jalani di Fakultas Kedokteran Unpatti, kami menyadari permasalahan kesehatan di Maluku cukup kompleks, terutama sebagai Provinsi Kepulauan,” ujarnya.
Karena itu Fakultas Kedokteran Unpatti mendesaian sedemikian rupa untuk menjawab tantangan tersebut dengan membekali lulusan dokter agar mampu menghadapi tantangan khusus dalam karakteristik kepulauan di Provinsi Maluku.
“Kami tidak hanya mendidik dokter-dokter yang punya kompetensi secara klinik tetapi juga memiliki kepekaan sosial terhadap masyarakat yang juga memahami kondisi geografis di Provinsi Maluku,” tandas Noya.
Noya berharap, setelah menyelesaikan masa internship, mereka akan kembali ke Maluku.
“Dokter-dokter ini diberikan kesempatan untuk mengabdikan diri mereka untuk nantinya Tuhan berkenaan, mereka melanjutkan sekolah mereka menjadi dokter spesialis,” ujarnya.
Ia mengungkapkan, jumlah dokter di Maluku hanya 1000 lebih. Jumlah tersebut sudah termasuk dokter umum dan spesialis. Para Dokter ini semuanya terkonsentrasi di Kota Ambon.
“Di Kabupaten, Daerah Tertinggal, Perbatasan dan Kepulauan (DTKP) masih banyak tempat yang belum ada dokter, walaupun mungkin secara umum jumlah Puskesmas di Provinsi Maluku sudah banyak terisi oleh dokter tetapi rasio kecukupan yang disandarkan oleh WHO itu 1:1000 itu belum tercukupi untuk saat ini masih di atas 1:2000, jadi masih di bawah standar WHO,” jelas Noya.
Ia menandaskan, 500 lebih dokter lulusan Unpatti akan mengabdi di daerah kepulauan Maluku.
“Nanti dikemudian lulusan demi lulusan akan mengisi tempat-tempat kosong di seluruh penjuru Maluku, agar kita bisa dengan lega hati bilang bahwa Provinsi Maluku tidak lagi kekurangan dokter,” tandasnya.
Untuk memenuhi kebutuhan pelayanan dokter yang berkualitas, Noya berharap rumah sakit pendidikan yang sudah digagas oleh Rektor Unpatti dan Gubernur Maluku bisa terealisasi dengan membangun Rumah Sakit Unpatti.
Noya menyampaikan rasa bangga, karena pada 22 Juli 2025, Kementerian Pendidikan Tinggi Sains dan Teknologi telah meluncurkan program akselerasi untuk percepatan Pendidikan Dokter Spesialis.
“Kami berupaya akan membuka Tiga Program Pendidikan Spesialis yaitu, penyakit dalam, obsetriginekologi, dan bedah umum. Dengan demikian kami mengharapkan kolaborasi yang sangat penting dengan Pemerintah Provinsi Maluku dalam hal ini yang memiliki Rumah Sakit, dan rumah sakit jejaring. Dengan demikian kita semua harus bekerja sama bergandeng tangan,” ujarnya.
Sementara itu, Wakil Rektor Bidang Akademik Prof. dr. Dominggus Malle dalam sambutannya mengungkapkan, visi misi yang ada pada Fakultas Kedokteran Unpatti pada prinsipnya adalah menghasilkan dokter yang spesifik/cirinya khusus mereka disebut dokter pulau.
“Walau sebutannya dokter pulau tetapi kualifikasi, atau kompetensi mereka sebenarnya lebih tinggi dari standar dokter-dokter umum lainnya,” tandasnya.
Ia mengatakan, dokter yang berasal dari Fakultas Kedokteran yang lain, yang sedang bertugas di kepulauan, kemungkinan besar mereka tidak bisa mengendarai speedboat. Tetapi lulusan Unpatti sudah dipersiapkan jika ada keadaan emergency, mereka mampu mengatasi persoalan salah satunya bisa mengendarai speedboat.
“Ini kompetensi yang dimiliki oleh anak-anak kita, yang tidak dimiliki oleh lulusan yang lain, mereka juga harus mampu berenang, bahkan menyelam. Itu kompetensi atau skill tambahan mereka,” ujar Malle.
“Skill tambahan yang diberikan kepada mereka, dikarenakan Provinsi Maluku merupakan wilayah kepulauan dan memiliki tantangan yang luar biasa,” ujarnya lagi.
Ia menandaskan, Unpatti sementara berupaya untuk membawa Fakultas Kedokteran dikenal baik secara lokal, nasional bahkan Internasional.
“Saat ini Fakultas Kedokteran Unpatti sementara ada dalam program di Belanda, Malaysia dan Australia. Ini adalah bagian dari visi misi, artinya Unpatti akan berkompetisi secara nasional dan internasional, anak-anak akan dipersiapkan bukan hanya berkiprah di Maluku tapi di nasional bahkan luar negeri,” tandas Malle.
Malle menjelaskan Fakultas Kedoktaran Unpatti saat ini sedang menerima siswa baru program kedokteran gigi.
“Jadi kedokteran gigi sudah dibuka tahun ini, dan kami hanya mendapatkan amanat sebanyak 25 orang saja dan itu melalui seleksi mandiri. Peminatnya cukup banyak dan yang mendaftar itu lebih dari 300 tetapi hanya 25 yang diterima,” ujarnya.
Ia mengungkapkan, Fakultas Kedoktaran Unpatti sudah mempersiapkan untuk program Pemerintah, percepatan dokter spesialis. Ini merupakan program kerjasama Kemenkes dan Kemendiktisaintek yang sudah ditandatangani bulan Januari 2025 dan sekarang sudah dalam proses eksekusi.
“Untuk para orang tua yang anak-anaknya sudah selesai internship silakan, ada banyak beasiswa yang menunggu untuk proses kuliah untuk mengambil dokter spesialis,” ungkap Malle. (ZI-21)