
FKMSB Ujung Tombak, Ambon Harus Menjadi Kota Tangguh Bencana
ZonaInfo.id, Ambon – Puluhan orang meninggal dunia akibat banjir dan longsor pada tahun 2012-2013. Sejarah ini harus menjadi kekuatan untuk membangun kota ini menjadi kota tangguh bencana.
“Kota Ambon pada tahun 2012 -2013 menceritakan duka yang mendalam, ada kurang lebih 48 orang yang meninggal saat itu. Sejarah ini harus menjadi kekuatan kita, untuk membangun kota ini menjadi kota yang tangguh bencana,” tandas Wali Kota dalam sambutannya yang dibacakan Plt. Kepala Dinas Kominfosandi, Ronald Lekransy saat membuka Rapat Kerja I Forum Kelompok Masyarakat Siaga Bencana (FKMSB) Kota Ambon, Kamis (12/6/2025), di Balai Pertemuan, Desa Galala.
Wali Kota mengungkapkan tantangan saat ini bisa dilihat dari aspek perubahan iklim dan cuaca ekstrem.
“Bapak ibu bisa lihat bagaimana dampak dari reklamasi lalu dia berimplikasi kepada banjir rob, yang dialami dan dirasakan oleh sebagian masyarakat pesisir kita. Kemudian pencemaran lingkungan, keterbatasan ketersediaan air bersih di kota ini, menjadi PR kita hari ini bapak ibu,” ujarnya.
“Belum lagi deforestasi, jadi eksploitasi hutan secara berlebihan yang berdampak rusak, kita ahli fungsikan ruang ruang terbuka hijau menjadi ruang-ruang hunian. Itu konsekuensi dan risiko dari kota bertumbuh, berkembang, ada banyak urbanisasi, migrasi yang dilakukan dan berimplikasi pada kota kita,” ujarnya lagi.
Wali Kota mengatakan masalah pencemaran mikroplastik menjadi masalah serius. Hujan sedikit saja daerah aliran-aliran sungai dan drainase dipenuhi sampah-sampah plastik. “Dan itu sudah ada sampai di berbagai ekosistem termasuk dengan laut kita,” tandasnya.
Lanjutnya, masalah ini menjadi tantangan dan pergumulan serius bagi FKMSB untuk melihatnya.
“Forum ini merupakan ujung tombak penanggulangan bencana pada tingkat tingkat yang paling kecil,” tandasnya.
Wali Kota menjelaskan, tantangan saat ini secara global, misalnya tentang destruksi teknologi, dan percepatan digitalisasi. Tetapi yang paling menarik adalah krisis lingkungan.
“Itu merupakan isu global, yang harus menjadi perhatian pemerintah kota dan seluruh masyarakat di kota ini, tentang dampak serta implikasi dari pada perubahan iklim yang signifikan dan drastis di kota ini,” ujarnya.
Wali Kota mengatakan forum ini dibentuk untuk melakukan upaya-upaya penanggulangan yang terukur serta terstuktur.
“Rapat kerja ini selalu kita lihat sebagai wadah untuk kita berkonsolidasi dan menggagas ide serta pikiran untuk membangun strategi. Ini adalah kekuatan yang akan menjawab sasaran, visi, dan tujuan yang akan dicapai oleh kelompok ini,” tandasnya.
Wali Kota harap forum ini bisa menjadi kekuatan penggerak pada level yang paling bawah untuk bisa menyelesaikan persoalan-persoalan sederhana. Karena itu koordinasi dan kolaborasi itu, harus menjadi aspek utama dalam menyelesaikan persoalan penanggulangan bencana di kota ini.
“Kota ini ada banyak potensinya, sumber daya manusia dari kelompok ini, yang akan menjadi kekuatan untuk menyelesaikan masalah bencana pada level-level yang paling kecil,” ujarnya.
Hadir dalam kegiatan Ketua FKMSB Usman Masawoi, Direktorat SDA BAPPENAS, Irjen Kementerian Konsultan FMSRB, para narasumber, serta para tamu undangan. (ZI-21)