Kota

Pemanasan Global, Polusi Karbon Hingga Sampah Jadi Topik KLHS RPJMD Kota Ambon

ZonaInfo.id, Ambon Pemanasan global, polusi korban hingga masalah sampah menjadi topik bahasan dalam Kegiatan Konsulltasi Publik I KLHS RPJMD Kota Ambon Tahun 2025-2029.

Kegiatan berlangsung di Hotel Grand Avira lt.4, Jl. Rijali, Rabu (21/5/2025), yang dibuka Wali Kota Ambon, Bodewin M. Wattimena.

Hadir tim penyusun dan tim ahli KLHS RPJMD Kota Ambon, para narasumber, pimpinan OPD lingkup Provinsi Maluku, Kadis DLHP dan seluruh jajaran, para komunitas peduli lingkungan, dan rohaniawan.

Wali Kota dalam sambutannya mengatakan, para tim ahli dan narasumber memiliki pemahaman yang komprehensif terkait dengan isu-isu lingkungan strategis yang mesti dibahas dalam konsultasi publik ini.

“Mudah-mudahan dengan bapak ibu saudara-saudara memberikan bobot bagi RPJMD Kota Ambon, sehingga RPJMD yang komprehensif tidak saja akan berupaya untuk mewujudkan visi misi Wali Kota dan Wakil Wali Kota Ambon, tetapi terlebih daripada itu bisa menjawab tuntunan pembangunan berkelanjutan yang menjadi tujuan dan harapan kita bersama,” ujarnya.

Wattimena menjelaskan, terintegrasinya Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) dalam dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) adalah hal penting, karena segala dampak negatif yang mungkin muncul dalam pelaksanaan pembangunan dapat diminimalisir bahkan dapat dihindari.

KLHS merupakan pendekatan strategis jangka panjang dalam pengolahan lingkungan hidup menuju pembangunan yang berkelanjutan,” tandasnya.

Lanjut Wattimena, pengolahan dan pendayagunaan sumber daya alam sebagai modal dasar pembangunan berkelanjutan harus benar-benar memperhatikan kapasitas daya dukung, dan daya tampung lingkungan hidup untuk Pembangunan.

“Membangun Ambon yang berkelanjutan, berarti kita mempertimbangkan aspek lingkungan hidup di dalamnya, karena ada suatu kewajiban kita yaitu mempersiapkan kota ini untuk dihuni dinikmati oleh generasi kita di masa yang akan datang. Karena itu setiap kebijakan pembangunan yang dilakukan mesti mempertimbangkan lingkungan hidup kita, supaya tetap terjaga, terawat, dan lestari di tengah-tengah upaya kita untuk terus membangun Kota Ambon supaya semakin maju ke depan,” ujarnya.

Wattimena mengatakan, ada beberapa hal yang mau didiskusikan sehingga memberikan bobot dalam penyusunan RPJMD 2025-2029.

“Terkait dengan isu-isu lingkungan yang mesti kita perhatikan antara lain, soal pemanasan global, ini sudah menjadi isu internasional dari beberapa waktu yang lalu. Kenapa ini penting, karena perlakuan kita yang salah terhadap alam ini, tindakan-tindakan kita yang tidak menjaga alam ini dia akan berdampak pada apa yang akan kita dapatkan di masa-masa depan,” ujarnya.

”Oleh karena itu pemanasan global ini menjadi isu penting dan strategis kita dalam upaya bersama semua, untuk menjaga alam ini dan mengurangi dampak negatif dari eksploitasi yang berlebihan terhadap alam,” ujarnya lagi.

Soal polusi, kata Wattimena, Pemerintah Kota Ambon akan berupaya agar polusi karbon dari kendaraan bermotor bisa berkurang. Mengenai sampah plastik akan dikaji lagi, bagaimana caranya mengamankan Teluk Ambon, dari kerusakan akibat sampah yang semakin banyak.

“Mengenai pengolahan sampah yang mesti terus kita perjuangkan bersama, beta rasa ini tanggung jawab bersama, paling tidak dalam 5 tahun ini kita mampu untuk meningkatkan kapasitas pengolahan sampah Pemerintah Kota. Kita bisa mengimbau masyarakat untuk tidak membuang sampah sembarang tempat, yang mana dapat merugikan kota ini,” tandasnya.

Ia mengatakan, semakin meluasnya wilayah pemukiman sehingga membuat hutan-hutan semakin sempit, rusak, dan lain-lain. Ini penting karena itu nanti akan sangat berkaitan dengan bagaimana upaya kita untuk menjaga kota ini, lewat penerapan RT/RW, Ruang Detail Tata Ruang (RDTR), dan lain-lain. Ini semua hal yang nanti menjadi implikasi pada saat menyusun RPJMD.

“Kita bisa memastikan bahwa lingkungan di Kota Ambon ini bisa terjaga dengan baik, boleh kita gunakan untuk kepentingan pembangunan, tetapi tetap menjaga kualitasnya, supaya kota ini 5, 10, 20, atau 30 tahun ke depan masih menjadi kota yang ramah lingkungan,” tandas Wattimena. (ZI-21)