Kota

Guru, Orang Tua, Pustakawan, dan Penggiat Literasi di Ambon Ikut Bimtek Membaca Nyaring

ZonaInfo.id, Ambon – Sebanyak 150 guru, orang tua, pustakawan, dan penggiat literasi mengikuti Bimtek membaca nyaring.

Kegiatan ini digelar Perpustakaan Nasional bekerja sama dengan Perpustakaan Kota Ambon, Selasa (6/5/2025), di Hotel Grand Avira, Jl. Rijali, Kecamatan Sirimau.

Hadir antara lain, Wakil Wali (Wawali) Kota Ambon, Ely Toisutta, Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Ambon, Petrus P. Pattiasina, Kepala Perpustakaan Nasional, E. Aminudin Aziz.

Toisutta dalam sambutannya saat membuka kegiatan tersebut mengatakan, literasi sangat penting bagi anak-anak, karena anak-anak perlu mengalami pengalaman yang menyenangkan, untuk dapat mencintai dunia literasi dan menggunakannya.

“Ada beberapa pertanyaan yang perlu saya sampaikan. Pertama jika anda adalah orang tua, guru pustakawan, penggiat literasi, sudahkah anda mulai membacakan buku untuk anak sejak dini?, kedua seberapa seringkah anda membacakan buku kepada anak-anak anda?, ketiga lantas bagaimanakah anda membacakan buku tersebut?,” ujarnya.

Lanjut Toisutta, awaban dari pertanyaan tersebut menjadi perenungan bersama. Banyak hal menarik namun jika anak yang belum bisa membaca tidak menangkap hal menarik itu melalui membacanya maka ia bisa saja kehilangan ketertarikan terhadap aktivitas membaca dan literasi sejati.

Toisutta mengatakan, literasi adalah keterampilan yang sangat penting bagi anak, karena literasi adalah kemampuan untuk membaca, menulis, berbicara dan mendengarkan, untuk dapat berkomunikasi secara efektif. Ini bukanlah hal yang mudah, karena konsep bahasa merupakan hal yang abstrak. Anak-anak perlu mengalami pengalaman yang menyenangkan untuk dapat mencintai dunia literasi dan menggunakannya salah satunya melalui mendengarkan cerita.

“Bagi kita yang sudah mahir membaca, membaca dalam hati atau membaca diam, adalah hal yang pasti kita lakukan ketika membaca, namun bagi anak yang belum bisa membaca, tetapi sebenarnya tertarik dengan bentuk dan isi buku, bagaimanakah mereka bisa ikut serta dalam kegiatan membaca?, jawabannya adalah membaca nyaring,” tandasnya.

Toisutta menjelaskan, membaca nyaring adalah kegiatan membaca, dengan melafalkan kalimat-kalimat yang tertulis dalam buku, sampai pendengar dapat mendengarkannya dengan jelas.

“Ketika anak turut menyimak isi buku sambil mendengarkan suara kita membacakannya, maka anak tersebut pada hakekatnya sedang membaca, dengan demikian jika menggunakan metode ini maka anak-anak sudah bisa membaca sedari dini,” ujarnya.

Ia mengungkapkan, minat baca  di Indonesia masih tergolong sangatlah rendah, bahkan dalam world word literature ranked 2016, Indonesia menempati posisi ke-60. Tingkat baca paling rendah dari 61 negara.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) 2024 menunjukkan persentase anak yang dibacakan buku cerita atau dongeng dan belajar membaca buku anak usia dini yang dilakukan bersama orang tua atau wali masih sangat kecil, sekitar 17,21% dan 11,12%,. Padahal salah satu kunci keberhasilan dan kemajuan suatu negara adalah, dengan masyarakatnya gemar membaca.

Masih kata Toisutta, membaca nyaring sangat memerlukan kesungguhan yang lebih, dan dapat melelahkan pembaca yang disibukkan, dengan pengucapan hanya dapat dilakukan pada kesempatan tertentu, dan terkadang kegiatan membaca nyaring dapat mengganggu orang lain. Disinilah betapa pentingnya para narasumber memberikan strategi, serta manfaat membaca nyaring bagi setiap orang, untuk memperoleh ilmu pengetahuan dan teknologi yang menggiring seseorang menjadi cerdas dan sejahtera.

“Melalui berbagai program bimtek, sosialisasi, penyuluhan, dan pembinaan masyarakat Kota Ambon dapat dilatih sebagaimana perpustakaan bertransformasi, sebagai tempat pelatihan untuk berdayakan masyarakat selain sebagai tempat membaca atau belajar, dengan ketersediaan keanekaragaman koleksi buku,” tandasnya. (ZI-21)