ZonaInfo.id, SBB – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kecamatan Kairatu Barat, Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB) bermasalah.
Menu yang diberikan kepada para siswa asal-asalan. Tak memenuhi standar Kesehatan. Kotak makanan yang dipakai pun dari mika plastik.
Fakta ini diungkap anggota DPRD Kabupaten SBB dari Fraksi PDIP Perjuangan, Fredy R. Pentury, usai menerima aduan dari orang tua siswa SD YPPK Dr. JB Sitanala di Desa Nuruwe serta SMP dan SMA di Desa Kamal, Kecamatan Kairatu Barat.
Pentury dan sejumlah wartawan juga mengkonfimasikan masalah ini ke kepala sekolah, para guru, para siswa bahkan mengecek langsung ke pengelola dapur sehat yang mendistribusikan MBG.
Pentury mengungkapkan sejumlah fakta yang menunjukan bahwa program MBG yang ditangani Badan Gizi Nasional di Kairatu Barat bermasalah.
“Tempat makanan itu tidak memenuhi standar Kesehatan. Tidak disediakan di omprengan stainless steel atau alumunium. Tetapi dalam kotak mika plastik transparan, yang dipakai berulang-ulang oleh pihak dapur sehat, untuk waktu 10 hari sampai satu bulan. Ini fakya yang tadi kita dapat,” ujarnya, Selasa (22/4/2025).
Pentury melanjutkan, makanan yang diberikan juga tidak memenuhi standar gizi, dan tidak layak untuk dikonsumsi.
“Kedapatan ada ulat di sayur, dan rasanya sangat pahit. Itu artinya makanan hanya dipanaskan, karena ditemukan belatung atau ulat. Ditemukan juga plester obat di makanan. Jeruk satu buah dibagi untuk dua orang. Kedapatan juga kulit ayam, tulang ayam, bahkan daging ayam masih mentah. Dari hasil investigas ini, menunjukan bahwa makanan ini tidak layak dikonsumsi oleh peserta didik,” tandasnya.
Ia mengatakan investigasi yang dilakukannya bersama wartawan bukan untuk mencari kelemahan dari program ini. Tetapi ini betul-betul fakta.
“Orang tua murid, para guru dan peserta didik sendiri mengaku secara transparan kepada saya dan media, inilah kondisi menu makan bergizi gratis, yang ada di Kabupaten SBB khususnya di Kecamatan Kairatu Barat,” tandasnya lagi.
Pentury juga mengungkapkan pada bulan Maret lalu, menu MBG tidak diberikan kepada para siswa, tapi hanya snack. “Hanya wafer 1 buah, coklat dan energen. Lalu anggaran sebesar ini dikemanakan,” ujarnya.
Pentury dan wartawan juga sempat mendatangi dapur sehat yang menyalurkan MBG. Pemilik dapur sehat menjelaskan secara transparan fakta yang ada kepada mereka.
“Kami diberikan link dari pengelola untuk kami isi link itu dari bulan Desamber, sudah dapat makanan itu bagaimana, sudah berapa kali, ternyata kami baru dapat makanan itu saat bulan Maret. Jadi saya sendiri tidak mau isi link, karena tidak sesuai. Jadi kalau mungkin mereka melaporkan saya silakan, karena kenyataan seperti itu,” ujarnya.
“Kami tidak dapat makanan dari Januari, Februari. Apalagi dari Desember. Jadi kami baru dapat makanan, tapi selama bulan Maret kami dapatkan makanan ringan, snack saja, wafer, sama energen selama satu minggu, karena mereka datang ke kita sudah mendekati libur,” ujarnya lagi.
Pentury yang juga Ketua Komisi I ini, akan menyampaikan temuan-temuan ini kepada pimpinan DPRD agar dilakukan rapat dengar pendapat dengan pihak terkait.
“Dari RDP ini, mungkin saja kita keluarkan rekomendasi ke APH, karena anggaran yang pemerintah sediakan itu tidak main-main, Rp170 triliun. Intinya bagaimana anak Indonesia diberi makanan bergizi gratis untuk menjadi generasi cerdas,” tandasnya.
Ia juga meminta Bupati SBB mengambil langkah tegas terhadap penanggung jawab MBG di Desa Kamal dan Nuruwe. “Ini sangat membahayakan peserta didik,” tandas Pentury. (ZI-14)