Kota

Pelayanan Payah, Warga Kembali Keluhkan PT. DSA

ZonaInfo.id, Ambon – Warga Kota Ambon kembali mengeluhkan pelayanan PT. Dream Sukses Airindo (DSA). Air bersih tak dinikmati secara baik. Ironisnya, tagihan rekening melambung tinggi.

Para pelanggan sudah sering menyampaikan keluhan, tetapi tak ada langkah dari manajeman Perusahaan untuk memperbaiki pelayanan.

Ibu Nurmiati Kilian, warga BTN Kebun Cengkeh saat hadir di program Wali Kota dan Wakil Wakil Kota Ambon Jumpa Rakyat (WAJAR), Jumat (11/4/2025) di depan Balai Kota menyampaikan keluh kesahnya terhadap PT. DSA.

Hadir Wali Kota Bodewin M. Wattimena, Wawali Ely Toisutta, Sekkot Roby Sapulette, dan pimpinan OPD lingkup Pemkot Ambon.

Nurmiati mengungkapkan tagihan rekening air yang melambung tinggi, tak sebanding dengan air bersih yang dinikmati.

“Ukuran bak dan cara pemakaian air sama, tetapi rekening air melonjak sampai 500 ribu, padahal dulunya hanya 150 ribu,” tandas Nurmiati.

Nurmiati memutuskan untuk tidak membayar tagihan air, sampai PT. DSA menemukan titik masalah, yang menyebabkan tagihan rekeningnya melonjak tinggi. Tetapi pihak PT. DSA sama sekali tidak bisa menemukan solusi.

Tak hanya itu, Nurmiati juga mengeluhkan air yang kadang jalan, kadang tidak.

Sejumlah warga lainnya juga menyampaikan berbagai masalah yang mereka hadapi. Sopir angkot Passo, Ishak Pelamonia mengeluhkan angkot Hunuth yang mengangkut penumpang jalur Passo, sehingga pendapatan sopir angkot Passo menurun.

Pelamonia berharap angkot Hunuth bisa kembali lewat JMP. Ia juga meminta agar pasar Mardika ditertibkan, sehingga tidak menimbulkan kemacetan.

Max Parinussa mengungkapkan soal banyaknya tukang parkir liar. Contohnya di Urimessing dan depan Amplaz.  “Mereka tidak memakai seragam dan id card,” ujarnya.

Ia juga meminta agar pedagang di pasar Mardika ditertibkan.

Warga lainnya, Riky Sapulette meminta perhatian soal gorong-gorong yang tersumbut di depan Kantor Golkar Karpan, sehingga menimbulkan genangan air.

Ia berharap dinas terkait dapat membantu untuk membersihkan gorong-gorong tersebut.

Sementara itu, warga Kudamati, Ruth Wattimena mengeluhkan tentang anaknya yang cacat tidak pernah mendapat bantuan dari pemerintah.

“Anak saya yang sudah berumur 17 tahun belum pernah mendapatkan bantuan, saya harap bapak/ibu bisa membantu anak saya,” ujarnya.

Els Aponno, warga Karang Panjang mengeluhkan talud Kantor Dinas Perpustakaan Daerah yang ambruk mengenai dinding rumahnya. Selain itu bau menyengat dari septic tank gedung tersebut.

Ia juga mengeluhkan saluran air kantor Perpustakaan Daerah yang rusak, sehingga ketika hujan air masuk ke halaman rumahnya.

Terhadap berbagai masalah dan keluhan yang disampaikan warga, begini respons Pemkot Ambon.

Soal pelayanan PT. DSA, Direktur Tirta Yapono Piet Saimima menjelaskan, area pelayanan PT. DSA tidak termasuk kewenangan pihaknya. Tetapi ia memastikan ke depan ada langkah yang dilakukan untuk memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat.

“Ke depan kita akan melakukan sesuatu yang baik bagi masyarakat yang ada pada daerah yang ditanggulangi PT. DSA,” ujar Saimima

Selanjutnya terkait dengan masalah jalur angkot Passo dan Hunuth, Kepala Dinas Perhubungan, Yan D. Suitella menjelaskan, terjadi permasalahan pada 3 jalur yaitu Passo, Hunuth, dan Laha yang diatur dalam SK Nomor 124.

“Angkot Hunuth aksesnya lewat JMP dan Passo, itu terjadi permasalahan dengan angkot khususnya jalur Laha, kemudian direvisi pada SK berikutnya akses angkot Hunuth melewati jalur Passo,” ungkapnya.

Suitella juga melanjutkan tentang permasalahan parkir liar, ia menegaskan parkir di Kota Ambon hanya ada 27 titik. Petugas parkir menggunakan rompi, id card, dan juga karcis.

“Di luar itu sesuai SK 1923 tahun 2024 itu dianggap parkir liar, kita sudah memproses 6 orang beserta jukirnya, kita akan tetap berkoordinasi dengan Polsek setempat dan Polres,” tandasnya.

Soal gorong-gorong di depan Kantor Golkar Karpan, Kadis PU Melianus Latuihamallo menjelaskan dimensi gorong-gorongnya sudah semakin mengecil, karena tanah yang menyumbat. “Kita akan koordinasi dengan provinsi agar dimensi gorong-gorongnya diperbesar,” tandasnya.

Sedangkan soal talud Kantor Perpustakaan Daerah yang ambruk, Latuihamallo mengungkapkan pihaknya sudah membuat talud dan memperbaiki rumah warga yang rusak.

“Kita juga bersama Kadis Perpustakaan sudah lihat kekurangan-kekurangan itu, seperti dinding septic tank yang belum diplester habis dan saluran air dari atap, pak Kadis Perpustakaan sudah mengiyakan anggarannya untuk ditampung di perpustakaan tapi belum direalisasi sampai saat ini,” jelasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Sosial, Sirjohn Slarmanat memastikan akan membantu anak Ibu Ruth Wattimena yang cacat.

“Kita akan membantu tahun ini, karena tahun ini kita ada mengalokasikan sedikit untuk alat bantu kursi roda dan tongkat, yang diprioritaskan untuk anak sekolah,” jelasnya. (ZI-21)