Ragam

Sidang ke-42 Jemaat GPM Imanuel Sukses, Lahirkan 49 Program Strategis

ZonaInfo.id, Ambon – Persidangan ke-42 Jemaat GPM Imanuel, Minggu (26/1/2025) sukses dilaksanakan dengan melahirkan 49 program dan 98 kegiatan strategis jemaat tahun 2025.

Selain program dan kegiatan strategis, juga diputuskan Anggaran Pendapatan dan Belanja Jemaat tahun 2025 berimbang pada angka Rp. 3.438.946.181.

Sidang tahun ini diikuti 272 peserta biasa dan luar biasa, yang terdiri dari perwakilan 17 sektor, ditambah unsur majelis dan pendeta.

Sektor Pelayanan VI yang menjadi panitia pelaksana sukses menggelar agenda gerejawi tahunan ini.

Layanan pemeriksaan kesehatan gratis dan video booth 360 yang disediakan panitia mendapat apresiasi dari para peserta sidang.

Cukup banyak peserta mendatangi ruangan tim kesehatan untuk mendapatkan layanan kesehatan. Seperti pemeriksaan kolestrol, gula darah, asam urat dan mengukur tekanan darah.

Mereka juga tak melewatkan waktu mengabadikan kehadiran mereka di momen persidangan ini, dengan membuat video dinamis dan interaktif melalui video booth 360.

Persidangan ke-42 Jemaat GPM Imanual berlangsung di Gedung Gereja Imanuel, Karang Panjang, dibuka Majelis Pekerja Klasis (MPK) GPM Kota Ambon, M.J. Sapteno, dengan tema sentral GPM “Tahun Rahmat Tuhan Telah Datang dan Kerjakanlah Keselamatanmu” dan sub tema “Teguhlah Bersama Gereja yang Profetik untuk Terus Berbuah Bagi Kehidupan Bersama”.

Pembukaan ditandai dengan pemukulan tifa bersama oleh MPK, Ketua Majelis Jemaat GPM Imanuel Pendeta Ny. M Warella/Ubro, Lurah Amantelu Yuyun Oktavia mewakili Camat Sirimau dan Ketua Panitia Pelaksana, Johan M. Tupan.

Persidangan diawali dengan ibadah Minggu pagi pukul 09.00 WIT, dipimpin Pendeta Agus Batlayeri.

Dalam khotbahnya dari pembacaan Firman Efesus 4:1-16, pendeta Batlayeri menyampaikan, nats ini berbicara tentang kesatuan atau kepelbagaian yang merupakan realitas hidup. “Di mana-mana kita akan ketemu dan ada yang sama dan ada yang berbeda,” ujarnya.

Ia menekankan, kesatuan jemaat itu penting. Karena itu, penting pula untuk menjaga kesatuan.

“Penting pula menjaga kesatuan itu agar tidak pecah. Karenanya, kita harus rendah hati dalam sebuah perjumpaan, sabar juga penting. Kadang kita kehilangan kesabaran sehingga kita berdebat tidak berujung,” tandas Batlayeri.

Batlayeri juga menekankan, keahlian dan ketrampilan serta bakat yang dimiliki oleh umat untuk pekerjaan pelayanan pembangunan tubuh Kristus.

“Jemaat kita memiliki banyak bakat, kepelbagaian bakat, keahlian, ketrampilan dan ini semua demi pekerjaan pelayanan dan pembangunan tubuh Kristus, maka masing-masing kita hendaknya bisa menyumbangkan keahlian kita, bakat kita, ketrampilan itu bagi pelayanan pembangunan Tubuh Kristus,” tegasnya.

Sementara itu, Ketua Majelis Jemaat GPM Imanuel, Pendeta Ny. M. Warella/Ubro dalam pidatonya menyampaikan, melalui sidang ke-41 Jemaat Imanuel tahun 2024 ditetapkan 70 kegiatan strategis keluaran Renstra dan 12 (dua belas) rekomendasi serta Anggaran Pendapatan dan Belanja Jemaat (APBJ) yang berimbang.

Ia mengungkapkan, sepanjang tahun 2024, majelis jemaat sebagai mandataris bersama perangkat pelayanan dan badan pembantu pelayanan telah merealisasikan 58 kegiatan strategis dengan nilai capaian 80% dan 7 rekomendasi 50%.

“Kita juga patut bersyukur bahwa realisasi pendapatan tahun 2024 over target. Semuanya hanya karena kasih karunia yang Tuhan limpahkan bagi Jemaat GPM Imanuel yang kita cintai. Kami sadar pula bahwa keputusan yang dapat dilakukan pun, karena adanya dukungan dari semua pihak di 17 sektor pelayanan. Ini memberi gambaran bahwa disamping keberhasilan yang kita capai, tetapi juga ada ketidakberhasilan akibat dari kekurangan dan keterbatasan kita dalam mengorganisir pelayanan ini,” jelas Warella.

Lanjutnya, namun dalam kekurangan dan keterbatasan itu majelis jemaat masa pelayanan 2020-2025 di tahun terakhir pelayanan telah berusaha semaksimal mungkin untuk dapat melakukan apa yang bisa dilakukan, dengan tetap memperhatikan realitas problematika yang dihadapi bersama.

Pada titik ini, maka aspek penting yang harus mendapat perhatian bersama dalam sidang ini adalah untuk menyatakan keberanian profetik sehingga gereja ini berbuah demi kehidupan bersama.

Nasehat kerasulan yang menuntut Jemaat GPM Imanuel harus menjadi gereja yang bermanfaat, berguna, suatu buah yang baik kepada semua ciptaan. Hal ini mengingatkan bahwa, tugas kerasulan yang dipikul gereja itu dilakukan di tengah tantangan dunia yang semakin kompleks, karena perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan.

“Maka kita harus menjadi lebih peka supaya bisa melakukan sesuatu yang tepat di tengah situasi itu. Sampai di titik ini, aktivitas pembinaan keluarga menjadi point prioritas. Oleh karena itu sidang ini harus membicarakan bentuk-bentuk pelayanan pembinaan yang lebih relevan yang bisa memperkuat relasi keluarga di tengah konteks zaman yang terus makin berubah ini,” ujar Warella.

Ia menjelaskan sidang jemaat dilaksanakan dengan menggunakan Dokumen Renstra (Rencana Strategi) Jemaat tahun 2021-2025, sebagai dokumen perencanaan yang akan memberi arah bergereja kita.

“Jadi kita tidak merancang program dan kegiatan seperti orang mimpi malam hari dan bangun pagi dilaksanakan,” tandasnya.

Warella menjelaskan lagi, 2025 ini adalah tahun terakhir mengimplementasikan Renstra untuk periode 2021-2025. Karena itu, sidang ini harus mencakapkan proses merancang bangun Renstra pengembangan jemaat ini untuk 5 tahun ke depan (penyusunan dokumen) dengan terminologi barunya Rencana Pengembangan Pelayanan Jemaat/RPPJ yang nanti akan ditetapkan dalam sidang tahun 2026.

“Bersyukur bahwa di masa pelayanan 2025-2030 ada begitu banyak potensi gereja di jemaat ini yang telah memberi diri untuk mengambil peran strategis dalam pelayanan baik sebagai penatua dan diaken tapi juga badan-badan pembantu pelayanan di jemaat,” ujarnya.

Karena itu, penetapan program terkait dengan sosialisasi berbagai regulasi gereja kepada pelayan khusus, perangkat pelayan di sektor dan unit pelayanan serta umat menjadi hal yang penting.

“Penguasaan terhadap berbagai regulasi dan penerapannya secara konsisten dalam pelayanan gereja akan menghadirkan harmoni yang mengasyikan dalam menghadapi dinamika pelayanan di jemaat dengan baik,” tandas Warella.

Arahan MPK

MPK, M.J Sapteno dalam arahannya menyampaikan kondisi keamanan Kota Ambon akhir-akhir ini perlu dijaga. Peristiwa yang terjadi di sekitar Tugu Trikora beberapa waktu lalu, itu letupan kecil. Jemaat dan juga warga Kota Ambon harus bersama menjaga kondisi keamanan di Kota ini.

“Karena rasa damai ini mahal, kalau kita kacau lagi, kita ribut lagi dan tidak bisa masuk keluar satu wilayah ke wilayah lain itu juga memimbulkan masalah dan masalahnya pasti meluas bukan saja masalah-masalah individu, keluarga tapi masalah kita semua,” ujarnya.

Ia meningatkan warga jemaat untuk jangan sekali-kali terpancing dengan isu-isu murahan yang telah dikembangkan dan malah sudah mengarah ke isu SARA.

Khusus untuk jemaat GPM Imanuel, Sapteno mengingatkan, prinsip berjalan bersama penting diperhatikan. Karena terkadang ketika sudah dilantik atau sudah ditahbiskan, tapi tidak melaksanakan tugas dengan baik.

“Jemaat harus berjalan bersama, kalau tidak maka apa yang akan dicapai itu tidak akan berbuah dengan baik. Mungkin berbuah tapi mungkin juga hasilnya tidak maksimal alias busuk atau asam atau gugur, jatuh sebelum waktunya. Kita berjalan bersama, kita harus saling menghargai, kita harus saling mencintai, kita harus saling dukung mendukung, supaya program yang telah diputuskan itu bisa maksimal,” tandasnya.

Sementara itu, Lurah Amantelu, Yuyun Oktavia, mewakili Camat Sirimau dalam sambutannya menyampaikan selaku pimpinan di Kecamatan Sirimau dan mewakili Pemerintah Kota Ambon menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada semua komponen warga jemaat dan gereja atas dukungan dan kerjasamanya mensukseskan dan mengawal momentum politik hingga selesai dan sukses demi kesejahteraan masyarakat di Kota Ambon.

“Perjalanan tahun 2025 ini, tentunya tidak semudah yang kita bayangkan dan banyak tantangan dan persoalan yang menanti untuk kita hadapi dan lewati bersama. Teruslah menjaga persatuan dan kebersamaan sebagai warga gereja tetapi juga dengan masyarakat sekitar,” ujar Yuyun.

Ia juga meminta kepada generasi muda gereja untuk menghindari tawuran dan keributan. Hindari mabuk-mabukan dan narkoba, pelecehan seks, seks bebas, dan aksi balap liar serta kriminalitas lainnya, yang semua itu sementara mewabah dan melanda generasi muda masa kini yang berujung pada kehilangan nyawa dan hancurnya jati diri generasi muda.

Yuyun mengungkapkan, di tahun 2025 telah memiliki tantangan awal yaitu konflik antar pemuda yang dipicu dari pesta minuman keras dan balapan liar yang terjadi di Tugu Trikora yang dapat memecah belah persatuan dan kerukunan antar umat beragama.

“Kita tidak inginkan lagi sejarah kelam tahun 1999 di kota ini terulang kembali. Kami mengajak gereja dan umat bersama-sama bergandengan tangan untuk dapat menjadi garda terdepan, dalam menyuarakan perdamaian dan memperkuat kerukunan antar umat beragama, dengan memberikan pemahaman yang baik tentang pentingnya menjaga persatuan dan kerukunan demi terciptanya kedamaian serta kemajuan dan kesejahteraan masyarakat di Kota Ambon,” tandas Yuyun. (ZI-21)

Tinggalkan Balasan