
Minyak Atsiri dari Limbah Daun Cengkeh, Solusi Ampuh Atasi Nyeri Gigi
ZonaInfo.id, Ambon – Tim Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Universitas Kristen Indonesia Maluku (UKIM) dan STIKES Husada Maluku melakukan inovasi dengan membuat minyak atsiri menggunakan limbah daun cengkeh, Kamis (21/12/2023).
Pengembangan inovasi di Dusun Mahia, Desa Urimessing, Kota Ambon ini didanai Hibah Kemendikbud-Ristek melalui DRTPM Tahun 2023.
Tim PKM yang dipimpin Ns. Vernando Yanry Lameky, S.Kep, M.Kep ini melibatkan dosen UKIM dan Isak Roberth Akollo, M.Sc, Dosen bidang farmasi Apt. Jayanti Djarami, M.Si dari STIKES Husada Maluku serta 2 orang mahasiswa.
“Tim PKM ini telah menerapkan MBKM, berhasil mengembangkan minyak atsiri yang berasal dari limbah daun cengkeh,” ujar Lameky.
Produk ini diharapkan dapat menjadi solusi efektif dalam mengatasi masalah nyeri gigi yang sering kali menjadi masalah umum di kalangan masyarakat.
Lameky menjelaskan daun cengkeh yang telah dipakai dalam berbagai industri dan kadang sebagai sampah [dibakar untuk mengusir nyamuk], kini mendapatkan manfaat baru sebagai bahan baku untuk minyak atsiri yang memiliki sifat analgesik atau penghilang rasa nyeri.
Ia menjelaskan lagi, saat melaksanakan PKM berupa penyuluhan dan pelatihan, sebelumnya tim telah melakukan penelitian sehingga telah mengidentifikasi senyawa-senyawa aktif dalam daun cengkeh yang memiliki potensi untuk meredakan nyeri gigi.
Setelah melalui proses ekstraksi dan penyulingan yang cermat, minyak atsiri yang dihasilkan mengandung zat-zat yang telah terbukti memiliki efek positif terhadap kesehatan gigi dan gusi.
“Penggunaan limbah daun cengkeh sebagai bahan baku minyak atsiri ini tidak hanya membantu mengurangi jumlah limbah yang dihasilkan oleh industri cengkeh, tetapi juga memberikan solusi alami untuk mengatasi masalah nyeri gigi yang umumnya memerlukan perawatan khusus,” ungkap Lameky.
Produk ini diharapkan dapat menjadi alternatif yang ramah lingkungan dan ekonomis bagi masyarakat yang menderita nyeri gigi.
Lanjut Lameky, minyak atsiri dari daun cengkeh ini dapat digunakan dengan cara dioleskan secara langsung pada area kulit yang terkena nyeri gigi atau digosok di gigi menggunakan cotton bud.
Ketua Mitra sekaligus Kepala Dusun Mahia, Hedikel de Fretes dan masyarakat menyambut baik inovasi ini.
“Pemanfaatan limbah sebagai bahan baku untuk produk kesehatan merupakan langkah progresif dalam menjaga keberlanjutan lingkungan. Selain itu, produk ini juga dapat memberikan dampak positif bagi kesehatan gigi masyarakat secara umum,” ujarnya.
Setelah pelatihan pembuatan produk minyak atsiri, kata Lameky, Mitra diberikan kesempatan untuk simulasi terkait dengan penjelasan dan materi yang telah disampaikan guna mengukur keterampilan mitra.
“Kurang lebih 3-4 jam penyulingan minyak daun cengkeh berhasil dihasilkan dengan baik. Di akhir pelatihan Tim PKM memberikan NIB (Nomor Induk Berusaha) kepada Mitra yang telah berinisiatif untuk membentuk Kelompok Usaha Mai Tiha agar usaha minyak daun cengkeh dalam produksi dengan legal,” jelasnya.
Lameky mengungkapkan produk minyak atsiri dari limbah daun cengkeh saat ini telah memasuki tahap penerapan di masyarakat dan diharapkan segera dapat tersedia di pasaran sebagai alternatif yang aman dan efektif untuk mengatasi nyeri gigi.
Dengan adanya inovasi ini, diharapkan masyarakat dapat semakin mengadopsi pola hidup yang lebih berkelanjutan sambil tetap menjaga kesehatan gigi mereka.
“Saya dan Tim akan terus berjuang agar di tahun 2024 bisa mendapat kesempatan (Hibah Kemendikbud-Ristek) lagi guna melengkapi keberlanjutan produk hingga memiliki SNI dan Sertifikat Halal (memperlancar pemasaran),” tandas Lameky saat penutupan kegiatan.
Sebelumnya pada Minggu, 17 Desember 2023, Tim telah melakukan serah terima aset dengan total biaya Rp20.000.000 berupa Teknologi dan Inovasi guna menunjang kegiatan PKM yaitu 1) Ketel Penyulingan Minyak Cengkeh Kapasitas 20 Kg (stainles steel). 2) Corong Pisah 500 Ml. 3) Kompor Gas & Tabung Gas 5 Kg. 4) Gelas Ukur 50 Ml. 5) Beaker Pyrex 1000 Ml. 6) Profil tank (tandon air). (ZI-21)