Lintas Daerah

Usai Shalat Idul Adha, Gubernur Silaturahmi Dengan Masyarakat Adat Leisela

ZonaInfo.id, Namlea – Gubernur Maluku, Murad Ismail bersama keluarga melaksanakan Shalat Idul Adha 1443 Hijriah bersama masyarakat Kabupaten Buru, di Masjid Raya Al-Buruuj, Kota Namlea, Minggu, (10/7/2022).

Tiba di Masjid pukul 06.56 WIT, dengan mengenakan baju koko berwarna putih, lengkap dengan sajadah, Gubernur bersama istri Ny. Widya Pratiwi Murad dan putranya Murad Junior Ismail disambut hangat warga.

Gubernur menempati barisan terdepan bersama sejumlah pejabat lingkup Pemprov Maluku dan Pemkab Buru. Sedangkan sang istri, Ny. Widya Pratiwi Murad langsung menuju shaf pertama perempuan.

Ratusan warga juga turut melaksanakan shalat Idul Adha bersama Gubernur.

Shalat Idul Adha di Kota Namlea tahun ini, di imami Imam Masjid Raya Al-Buruuj Muhammad Mukadar. Sedangkan yang menjadi Khotib adalah Kakanwil Kemenag Maluku H. Yamin.

Usai melaksanakan shalat, kegiatan dilanjutkan dengan penyerahan bantuan sapi kurban dari Pemerintah Provinsi Maluku kepada Pemerintah Kabupaten Buru dengan bobot 800 kg untuk dipotong dan dibagikan kepada para mustahik (orang-orang yang berhak menerima zakat).

Luangkan Waktu Silaturahmi

Gubernur Maluku Murad Ismail bersama isteri Ny. Widya Murad Ismail, bersilaturahmi bersama tokoh adat, tokoh agama dan masyarakat petuanan Adat Leisela, di Desa Wamlana, Kecamatan Fena Leisela, Kabupaten Buru, Minggu, (10/7/2022).

Gubernur didampingi Penjabat Sekda Maluku Sadali Ie, Penjabat Bupati Kabupaten Buru Djalaludin Salampessy dan istri, Anggota DPRD Maluku Azis Hentihu, sejumlah pimpinan OPD lingkup Pemprov Maluku dan pimpinan OPD lingkup Pemkab Buru.

Dalam kesempatan itu, Gubernur mengatakan, negara telah menyatakan pengakuan kepada desa atau negeri sebagai satu kesatuan masyarakat hukum berdasarkan asal usul dan adat istiadat maupun UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.

Pengakuan Ini, jelas Gubernur, mesti dimaknai secara benar oleh setiap desa atau negeri di Maluku, melalui upaya memelihara dan menghidupkan adat istiadat serta menggali ide dan kreativitas dalam rangka inovasi pengembangan warisan budaya yang kita miliki.

“Negeri atau desa sebagai garda terdepan yang memiliki nilai-nilai kultural dan historis perlu ditata agar memiliki landasan kokoh, dan setiap kearifan lokal mesti menjadi titik awal kegiatan pemerintahan pembangunan serta kemasyarakatan di daerah. Budaya Pela Gandong dan lain-lain perlu dilestarikan dan dikembangkan agar menjadi pendorong bagi upaya mewujudkan kebersamaan dan kekeluargaan, serta menjadi jati diri kehidupan orang Maluku yang cinta damai,” ujarnya.

Di lain sisi, Gubernur juga mengingatkan tentang kemajuan teknologi digital, jika tidak dimanfaatkan secara baik dan optimal bisa menjadi sebuah ancaman atau bahkan penyebab degradasi moral generasi muda.

“Sebaliknya jika dimanfaatkan dengan optimal dapat mewujudkan generasi yang maju dan berkompetensi tinggi,” ujarnya.

Mantan Dankor Brimob Polri ini mengatakan masalah terbesar yang mesti dihadapi bersama adalah bagaimana membendung derasnya arus informasi lewat jalur medsos yang entah benar atau hoax. Tetapi yang pasti sangat potensial memprovokasi masyarakat dengan target-target tertentu.

Masyarakat, bisa saja saling mengecam, menyalahkan bahkan menyerang hanya karena termakan isu-isu menyesatkan di medsos oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab.

“Karena itu, saya minta kepada bapak raja beserta semua tokoh agama, tokoh adat dan masyarakat disini dan Maluku pada umumnya agar dapat meningkatkan komunikasi, koordinasi dan kolaborasi dengan seluruh pemangku kepentingan, untuk menjaga situasi dan kondisi keamanan, ketertiban dan ketentraman,” tandas Gubernur.

Di tempat yang sama, Raja Petuanan Leisela, Azis Hentihu mengatakan, rencana kunjungan Gubernur ke Desa Wamlana telah dijadwalkan jauh-jauh hari. Namun karena kesibukan dan agenda penting lainnya, rencana kunjungan baru terlaksana hari ini. Ia menilai, kunjungan ini sebagai bentuk kerinduan Gubernur kepada masyarakat petuanan Adat Leisela.

“Jadi terlepas dari posisinya sebagai Gubernur Maluku, beliau merupakan anak adat yang sudah dikukuhkan empat tahun lalu melalui sidang adat di Baileo Adat Leisela, di Desa Wamlana,” kata Azis.

Ia  menjelaskan, akses pembangunan dan kebijakan lainnya untuk pembangunan daerah termasuk kabupaten Buru juga dibahas dalam silaturahmi tersebut ini. Atas dasar itu, Gubernur membawa serta sejumlah pimpinan OPD terkait.

“Tadi kita sudah diskusikan soal jalan, walaupun itu akses jalan kabupaten tapi beliau juga masih meminta Dinas PUPR untuk komunikasi dengan Penjabat Bupati Buru tentang apa yang bisa Pemda tangani. Sehingga harapan kita dalam beberapa waktu ke depan, sudah ada mobilisasi alat agar secepatnya membenahi akses jalan di pedalaman. Selain jalan, dengan kunjungan ini telah dibuka pula SMA 14 Buru dan kepala sekolah pun telah di SK-kan,” ungkap Azis.

Usai bersilaturahmi Gubernur menyerahkan dua ekor Sapi kepada panitia kurban Masjid setempat dan meluangkan waktu meninjau sunatan massal di halaman Masjid desa setempat.

Sebanyak 26 anak disunat oleh lima perawat dari Puskesmas Wamlana. (ZI-10)